Hahaha... Bener gak sih ungkapan itu? "Ruangan panas otak encer..." Yaelah, gak tau juga, cos itu yang aku rasain sejak kembali dari dunia mimpi (2 minggu cuti nikah, hee...) dan kembali kerja.
Kerja itu dunia yang keras. Itu yang aku denger dari orang-orang yang udah kerja. Jadi, kalo udah mutusin untuk kerja, harus siap-siap aja dengan segala resiko dan pengorbanannya... Tapi... apakah juga harus dengan berkorban dehidrasi terus setiap hari... Hm...
Curhat yee... Hm... Well, sejak Senin (25/5) kemaren, aku bener-bener reposisi dari tempat aku kerja sebelumnya. Sekarang diriku sudah jadi... mm... yups, kalo gak salah namanya Staf Marketing & Promosi. Seperti yang kubilang, adaptasi lagi, tapi... sebenarnya masih mirip-mirip dengan kerjaan di posisi sebelumnya.
Nah, yang bikin harus ekstra jaga kondisi badan:
1) Kantorku di lantai 4, dan tidak ada lift... Ups, ah... Terus melangkah, olahraga gratis. Hehehe...
2) Gara-gara di lantai 4, jadi paling dekat dengan matahari. Jadi walau udah ada sejumlah unit Ac teteeep aja puanaaass.... Jadi, setiap hari mesti bawa kipas manual, biar gak terlalu terasa panasnya...
Nah, kalo panas-panas begini, dehidrasi makin parah kadarnya. Maksud hati pengen menghemat untuk beli rumah (huakakak!) malah ketagihan beli es campur terus tiap hari... Lumayan, melegakan tenggorokan... Tapi, kantong jadi jebol. Hee...
Nih, beneran lho... Bahkan sekali beli gak cukup 1 bungkus... "Saya minum 2!!!" Hee... Cuma sayangnya, di dekat tempatku (kantor/rumah), gak ada es yang 4 gambarnya aku tampilkan di artikel ini... Hik, hik, ngileeerrrr....... :P
Well, semoga Kota Palembang sedikit bersahabat di esok hari. Lebih mengurangi durasi panasnya... Jadi, kita jadi lebih bisa menikmati hidup... Hue'e'e... Ato, kalo ada yang mo nyediain es campur gratis di kantor setiap jam 2 siang... Wah, betapa menyenangkan hidup ini... Hee...
Nih, blog yang sengaja kubuat untuk saling berbagi cerita ttg dunia yang kujalani, ttg hidup yg begitu uniknya, ttg apapun yang berhasil mengusik perhatianku untuk segera kurangkai dalam kata-kata sehingga mengalir sebuah kisah yang menarik...
Kamis, Mei 28, 2009
Jumat, Mei 01, 2009
Berharap dan Kecewa
Mungkin orang - orang yang pesimis akan berkata..,
"Jangan berharap, maka kamu takkan kecewa."
Dan sebagian orang yang optimis akan berkata..,
"Berharaplah terus, dan jangan pernah kecewa."
Namun aku pikir,
berharap dan kecewa adalah dua hal yang berbeda.
berharap adalah sesuatu yang bisa dikendalikan awalnya,
sementara kecewa adalah sesuatu yang bisa dikendalikan akhirnya.
Mungkin yang paling benar adalah,
"Tidak perlu berharap dan tidak perlu kecewa."
Dengan demikian kakiku tetap berpijak di atas tanah..
dan segala yang ada akan tetap ada,
sementara segala yang tiada tak perlu diadakan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tidak perlu berharap dan tidak perlu kecewa..
Yang ada dan tiada, tak perlu mesti ada.
(viliaciputra.multiply.com)
Bagus ya kata-katanya? Sangat menarik untukku saat ini kalo kamu tidak tengah sependapat denganku. Tentang berharap dan kecewa.
Mungkin, aku tidak perlu cerita detil. Namun setidaknya kamu sudah tahu sedikit banyak bahwa aku tengah begitu... Aku tengah berharap dan kecewa. Lalu, haruskah aku berharap lagi? Untuk kemudian menjadi keledai yang jatuh dilubang yang sama: kecewa.
Baik, tidak akan ada orang yang paling mengerti dirimu selain dirimu sendiri. Tentang harapanmu, tentang yang kau sukai dan tidak kau sukai, tentang ancaman yang kau rasa tengah menghantuimu... Atau tentang apapun, yang jelas itu masih berkaitan dengan dirimu. Yah, hanya kamu sendiri yang tahu... Kalaupun kamu memutuskan untuk berbagi dengan orang lain, kamu tetap akan menyembunyikan sedikit tentang kebenaran itu sehingga semuanya tetap menjadi misterius...
Wahai dunia... Aku hanya menjalani hidupmu. Selagi masih bisa bertahan, maka aku akan bertahan. Karena seorang Nita pun bukanlah seorang malaikat yang mampu menerima kekecewaan. Tak pernah diriku diajarkan untuk pasrah selagi aku bisa mendapatkan yang terbaik untuk hidupku. Bila harus melepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu adalah hal paling baik untuk dilakukan, seperti masa-masa lalu yang telah mendewasakan aku, maka aku akan memilih itu... Jelas, dan tidak akan ada penawaran lagi. Itu sudah harga mati...
"Jangan berharap, maka kamu takkan kecewa."
Dan sebagian orang yang optimis akan berkata..,
"Berharaplah terus, dan jangan pernah kecewa."
Namun aku pikir,
berharap dan kecewa adalah dua hal yang berbeda.
berharap adalah sesuatu yang bisa dikendalikan awalnya,
sementara kecewa adalah sesuatu yang bisa dikendalikan akhirnya.
Mungkin yang paling benar adalah,
"Tidak perlu berharap dan tidak perlu kecewa."
Dengan demikian kakiku tetap berpijak di atas tanah..
dan segala yang ada akan tetap ada,
sementara segala yang tiada tak perlu diadakan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tidak perlu berharap dan tidak perlu kecewa..
Yang ada dan tiada, tak perlu mesti ada.
(viliaciputra.multiply.com)
Bagus ya kata-katanya? Sangat menarik untukku saat ini kalo kamu tidak tengah sependapat denganku. Tentang berharap dan kecewa.
Mungkin, aku tidak perlu cerita detil. Namun setidaknya kamu sudah tahu sedikit banyak bahwa aku tengah begitu... Aku tengah berharap dan kecewa. Lalu, haruskah aku berharap lagi? Untuk kemudian menjadi keledai yang jatuh dilubang yang sama: kecewa.
Baik, tidak akan ada orang yang paling mengerti dirimu selain dirimu sendiri. Tentang harapanmu, tentang yang kau sukai dan tidak kau sukai, tentang ancaman yang kau rasa tengah menghantuimu... Atau tentang apapun, yang jelas itu masih berkaitan dengan dirimu. Yah, hanya kamu sendiri yang tahu... Kalaupun kamu memutuskan untuk berbagi dengan orang lain, kamu tetap akan menyembunyikan sedikit tentang kebenaran itu sehingga semuanya tetap menjadi misterius...
Wahai dunia... Aku hanya menjalani hidupmu. Selagi masih bisa bertahan, maka aku akan bertahan. Karena seorang Nita pun bukanlah seorang malaikat yang mampu menerima kekecewaan. Tak pernah diriku diajarkan untuk pasrah selagi aku bisa mendapatkan yang terbaik untuk hidupku. Bila harus melepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu adalah hal paling baik untuk dilakukan, seperti masa-masa lalu yang telah mendewasakan aku, maka aku akan memilih itu... Jelas, dan tidak akan ada penawaran lagi. Itu sudah harga mati...