Selasa, November 17, 2009

Pembelajaran 10 Hari di Prabumulih


Hidup ini adalah pembelajaran. Aku bisa belajar banyak hal setiap harinya, hal-hal kecil yang mungkin selama ini diremehkan. Ternyata, begitu menarik untuk kucermati dan kupahami makna di baliknya. Pembelajaran-pembelajaran itu yang kini membuatku semakin menghargai waktu yang berlalu dalam hidupku. Waktu yang kadang terasa begitu cepat berlalu.
Hari ini, Senin, 16 November 2009, akhirnya aku kembali pulang ke Palembang. Sebelumnya, selama 10 hari, sejak tanggal 5 November 2009, aku ditugaskan ke GSC Prabumulih untuk membantu persiapan dan pelaksanaan event Try Out Super Akbar GSC Prabumulih yang jatuh pada hari Minggu, 15 November 2009.
Hidup memang bukan cuma tentang tawanya. Hidup penuh dengan tantangan. Masalah-masalah yang muncullah yang membuat adanya solusi-solusi untuk mengatasinya. Bila tidak ada masalah, jelas tak akan pernah ada solusi. Aku belajar untuk itu, untuk cepat mencari solusi, memilih dan segera melakukan aksinya.

(Ket. foto: 1) Suasana Try Out Super Akbar GSC Prabumulih, Minggu/15 November 2009; 2) Juara Terbaik SD mendapatkan sebuah handphone dari GSC; 3) Berbagai hadiah untuk para juara dan doorprize bagi seluruh peserta TO; 4) Mbak Rita & Fanny di ruang CSO; 5) Novita dengan mesin OMR-nya; 6) Suasana di luar gedung GSC menjelang TO sesi pagi; 7) Suasana TO di Aula GSC Prabumulih; 8) Bergaya dikit nih sama adek-adek yang tengah serius... Hehehe...; 9) Outlet GSC Prabumulih di Jl. Jend. Sudirman Prabumulih)

Namun, masalah dan solusi itu hanya salah satu bagian pembelajaran. Masih banyak pembelajaran lain yang kuperoleh. Satu hal yang paling kusukai, yakni: aku suka acara makan malam di kota kelahiranku ini.
Ya, wisata kuliner menjadi nomor wahid untuk kegiatan paling favoritku. Hal ini juga yang kadangkala membuat aku dan suamiku berdebat panjang. Masalahnya, dia lebih suka bila aku menghabiskan uang untuk membeli pakaian atau apapun yang katanya, ujung-ujungnya tidak akan berakhir di toilet. Hee...
Mungkin suamiku benar, tapi makan malam di Prabumulih tidak hanya tentang mengisi perut yang lapar. Tapi juga tentang ekstravaganza setelah seharian berkutat di outlet mengurus kerjaan. Dia pasti juga sudah tahu karakterku yang selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, dan yang suka jenuh bila hanya tenggelam di kolam yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Kota Prabumulih ternyata cukup unik! Keunikan itu ditemukan saat wisata kuliner itu kulakukan. Pertama, di sini, setiap warung pecel lelenya selalu menyediakan hidangan pembuka, yakni kuah soto. Kayak sup aja kali ya??? Selama di Palembang, maupun Yogya atau kota-kota lain, aku belum pernah ketemu yang seperti ini. Jadi, para pembeli makanan di warung pecel lele itu, selama menunggu pesanan makanannya jadi, mereka akan mendapat kuah soto komplit dengan rajangan kubis, seledri dan bawang goreng. Minusnya, tanpa suwiran daging ayam! Hehehe... ya iyalah, kalo ada, namanya mesen soto ayam!
Kedua, kalo kita beli ayam bakar Soponyono di Prabumulih, sebaiknya dibawa pulang aja. Karena, kalo makan di tempat, kita akan dikenakan pajak 10%. Lumayan juga kan, cuma biaya untuk pinjem piring sama numpang duduk aja dikenakan pajak 10%! Tapi, aku juga harus mengakui sih, sayur asem di sini enak banget! Seger! Tapi, kalo di Palembang bisa dapet gratis, di sini harus bayar! Seporsinya Rp 4.000,- Huhuhu...
Ketiga, Prabumulih miskin toko bakery! Aku cuma menemukan satu toko bakery, namanya aku lupa... Hee... Yang jelas, selain bakery, di sini juga jualan buah. Aku sempat beli puding kiwi dan cheese cake dengan harga rata-rata @ Rp 6.500,- Tapi, aku kecewa ma cheese cakenya! Menurutku, itu gak ada bedanya dengan bolu biasa warna kuning dengan taburan keju. Mana yang rencananya buat sarapan pagi, eh baru satu jam ditinggalin di kamar, kue itu pun sudah dirubungin semut merah... Ugh... terpaksa dimakan malam itu juga! Hehehe...

(Wisata kuliner di Prabumulih, maknyusss.... Hee....)

Well, selain satu warung yang sempat aku maem dengan menu ayam shanghai tanpa tulang, aku suka semua tempat makan yang pernah aku mampiri di Prabumulih. Aku suka sate kambing kecap ”Tiga Saudara”, pindang tulang ”Lombok Ijo”, cumi-cumi saos ”Pecel Lele 1”, ayam goreng sambal pedas ”Pecel Lele 2”, bubur ayam (yang lewat di depan outlet GSC), ayam bakar ”Soponyono”, dan yups, pesta duren di Pasar Prabumulih.
Untuk semua keriuhan makan malam yang menyenangkan itu, layak untuk kuucapkan salam luar biasa untuk semua teman-teman yang saat ini masih berada di GSC Prabumulih. Ada Fikri, Fanny, Mbak Rita, dan Ade. Tetap semangat teman, mereka membutuhkanmu!