Jumat, Oktober 16, 2015

Cerita Serdosku: Antara Bengkulu, Sertifikat dan Clay

Anda dosen? Sudah serdos? Kalo saya yang jawab, “Ya, saya dosen dan alhamdulillah saya juga sudah serdos.” Bangga sekali rasanya bisa mengucapkan dua kalimat itu. Suatu pencapaian yang cukup cepat, tiga tahun menjalani profesi sebagai dosen dan tahun ini, tahun 2015, saya dinyatakan lulus sertifikasi dosen. Tampaknya mudah sekali mendapatkannya ya? Hanya tiga tahun menjadi dosen lalu lulus serdos. Padahal persyaratannya banyak banget. Apa iya semudah itu???

Ya, serdos. Apa itu serdos, lengkapnya bisa dibaca di situs Dikti. Tapi singkatnya, serdos adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada dosen. Hal ini juga menjadi bukti formal pengakuan terhadap dosen sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan tinggi oleh pemerintah. Untuk bisa mengikuti uji serdos saja ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, dan memang harus dipenuhi. Kalo gak, ya alamat gak lulus serdosnya.

Mau tahu cara gampang lulus serdos? Hahaha, gak pake cara belakang, tapi memang usaha nyata untuk memenuhinya. Ini bukan cerita tentang tips sih, tapi ini cerita saya tentang pengurusan serdos saya kemarin, yang jujur aja, bagi saya meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Hihihi...