Awalnya, cuma iseng, mengumpulkan koin-koin uang di dalam sebuah dompet boneka berbentuk bulat. Mungkin, itu kulakukan sejak aku duduk di bangku SMP. Beberapa koin hasil nemu di jalan, hehehe, kayak koin Rp 5,- Beberapa koin lagi, hasil pemberian temanku, terutama koin-koin dari luar negeri, seperti Australia dan Malaysia.
Jumlah koleksi koinku memang gak seberapa banyaknya. Gak seperti koleksi perangko atau filateli yang sempat kugandrungi ketika duduk di bangku SMP hingga SMA. Namun, dari koleksi kecil-kecilan itu, membuatku terinspirasi untuk mempergunakannya sebagai simbol uang mas kawin kalo aku menikah nanti. Hehehe...
Jadi, rencananya, angka nominal mas kawin nanti tidak usah terlalu besar. Kayaknya bakal 6 digit saja, mengikuti tanggalan masehi. Jadi, misalnya tanggal 32 bulan 13 tahun 2009, jadi nominalnya Rp 321.309,- Why... Coz uang tersebut akan diabadikan, gak akan dipergunakan sebagai alat tukar, tapi ia menjadi barang koleksi yang akan selalu disimpan. Hee...
Nah, kembali ke koin, yah, itu... Kalo lihat angka tadi kan, mana ada sekarang uang nominal Rp 9,- Jadinya, aku harus berburu koin-koin lama lagi. Untuk koin Rp 5,- aku sudah punya, tapi untuk sisanya yang Rp 4,- masih mo dicari.
Sebenarnya udah mo dapet sih, belum dibeli aja. Kalo di Palembang kan agak mudah nyarinya. Yups, di mana lagi kalo gak di emperan toko sepanjang Pasar 16 yang paling dekat dengan Jembatan Ampera. Harganya rata-rata Rp 20.000,- s/d Rp 25.000,- Itu untuk yang nominal Rp 1,- dan Rp 2,- Hohoho... Lucu-lucuan juga, yaa... 1 rupiah bisa bernilai 20.000 kali lipatnya.
Nah,, diabadikan di sini, pengennya dikristalin, tapi kalo gak memungkinkan, paling dibingkai. Pokoknya harus yang unik! Iya gak sih? Kalo pembaca gimana? Mo dikayakgimanain uang mas kawin kamu? Gak lucu kan, kalo cuma dipake lagi buat beli sayur bayam. Hehehe....
http://bandarkoin.blogspot.com/
BalasHapusCheck this ou!
thanks
thanks... nih cuma hobi kontemporer, kok... :D
BalasHapus