Rabu, Desember 16, 2009

Ketika Tahun 2010 Sudah Di Depan Mata



Sebuah judul tulisan yang kubaca di headline Kompas hari ini, Rabu/16 Desember 2009. Menggugah aku untuk memberanikan diri membuat resolusi tahun 2010. Awalnya takut, tak berani menulis. Segan untuk kecewa lagi. Namun, sudahlah... Terlalu pusing melihat raut orang-orang yang tanpa senyum di sini. Seolah mereka adalah pemaham segenap masalah, padahal yang kutangkap tak ada ide yang menarik. Hanya dikte dan dikte.

Well, apa resolusiku tahun ini? Aku ingin perubahan. Kurasa aku hanya akan stagnan dan kemudian mati rasa bila terus begini. Tak masalah mereka menutup mata atas apa yang telah kulakukan. Mengecap manisnya prestasi yang pernah kuukir. Hh sudahlah, tak perlu tepuk tangan, aku pun tidak membutuhkannya. Aku hanya ingin hidup baru yang nyata karena ada hal yang harus kukejar.

Hidup memang terus berjalan, saat satu mimpi telah terpenuhi, akan muncul mimpi yang lain. Melihat mimpi-mimpi masa lalu, senang sekali bisa mendapatkannya kini. Sebut saja, aku telah menikah, sudah bisa bekerja dengan mendapatkannya sendiri, sudah berani naik motor bahkan sudah bisa ngebut (hehehe...), sudah bisa bantu adikku lulus SMP dan masuk SMA favorit, sudah punya tabungan untuk segera memulai usaha sendiri.

Senin, Desember 07, 2009

Kalo Lagi Jutek...


Kalo lagi jutek, pasti aku tidak peduli dengan apapun. Lebih memilih untuk diam. Kemarin, aku malah seharian di kamar, tidur. Kalopun keluar, itu hanya untuk makan. Jadinya, aktivitasku cuma makan-tidur-dan bernyawa.
Sore, aku kembali terbangun dari tidur. Suasana habis hujan terasa lembab di udara. Aku memilih untuk ke halaman depan. Berjalan tanpa alasan kaki dan menuju gundukan batu-batu putih. Kulihat satu batu yang ukurannya berbeda dengan yang lain, ukurannya terlalu besar. Kuputuskan untuk mengambil batu itu, membawanya ke kamar.
Di kamar, lagi-lagi hanya mampu membuatku menyandarkan tubuh di tempat tidur. Sesekali mengubah posisi untuk memperhatikan barang-barang yang tergeletak di lantai. Mataku kembali kosong. Seirama dengan hatiku. Tak tahu apa yang benar-benar ingin kulakukan kini.
Terasa bahwa hidup begitu membosankannya. Kutahu ini hanya masalah mental, bukan momentnya. Andaikan aku mau mengubahnya, dalam sekejap pasti juga bisa... Tapi entahlah, serasa kesepian itu begitu menarik untuk kurasakan saat ini...
Hidup memang bukan hanya tentang kesenangan, tapi juga tentang lara. Saat seperti itu, yang kumau hanya senyuman yang lembut. Mengertilah aku, jangan egois padaku... Tak takutkah, kau akan kehilanganku?
Tak mau lagi berujar. Mungkin file ini pun suatu waktu akan kuhapus untuk menghilangkan jejak kehampaan. See u day, see u in happy time...