Selasa, Juli 20, 2010

Sakit Hati

Apakah kau pernah sakit hati? Aku pernah, dan mungkin sekarang aku sedang merasakan itu. Sakit hati. Kenapa sakit hati bisa aku atau kau rasakan? Mudah jawabannya, karena kita berhubungan dengan orang lain. Saat kita berhubungan dengan orang lain, maka otomatis kita mengembangkan standar hubungan bila kondisi hati yang ada harusnya hanya kebahagiaan, kesenangan, suka cita. Dan bilamana sakit hati muncul? Jelas, pada saat orang yang berhubungan dengan kita itu bersikap di luar standar yang sudah kita buat sebelumnya.

Jadi, bagaimana cara gampangnya agar kita terhindar dari sakit hati? Yah, kita tidak usah berhubungan dengan orang lain. Cukuplah kebahagiaan itu kau ciptakan sendiri tanpa harus bergantung dengan ada atau tidak adanya seseorang. Mungkin hal ini terdengar egois, tapi memang itu faktanya. Pembelajaran ini baru saja datang ke alam pikiranku usai monolog yang kulakukan ba’da sholat Zuhur.

Menjadi filsuf dadakan kadang membuat kita mengerti diri kita sendiri. Bahwa kita adalah manusia biasa, manusia yang wajar bila diberi cobaan untuk sakit hati, untuk kecewa, untuk menangis, untuk marah, ataupun untuk tidak percaya akan siapapun atau apapun di dunia ini. Kamu manusia, bung! Maka tak selamanya senang kan kau rasakan, sekali-kali sedih pasti iya.

Jadi, bagaimana sekarang? Tak ada kata lain, selain BERTAHANLAH... Bila motivator mengatakan jangan ingat emosinya, tapi pelajari hikmahnya, namun bila kesalahan yang sama selalu terulang? Kukatakan saranku sekali lagi, BERTAHANLAH.... (di waktu yang sama, aku mengatakan itu untuk diriku sendiri...). Bertahan sampai seluruh kekuatan kosmik di dirimu berpendar dengan kuat, seperti Avatar yang harus melupakan Katara agar bisa mendapatkan kekuatan Avatar sesungguhnya...

Mungkin seperti itu juga aku, yang meski bukan Avatar, aku tetap percaya bahwa aku punya kekuatan untuk bisa bangkit dari keterpurukan. Aku cukup bisa bahagia dengan hanya menyadari beruntungnya aku bisa hidup di dunia ini dengan kondisi yang sehat, dengan hal-hal yang bisa kumanfaatkan untuk mewujudkan kebahagiaanku sendiri. Pergilah, bila memang ingin pergi. Aku akan tetap tersenyum dengan mensyukuri segala hal yang sudah kumiliki kini.

10 komentar:

  1. Aduh...yang lagi sakit hati. Mari aku balut lukanya.... Eh, btw, aku adik tingkat mbak nita di VISI lho... Salam blogger!

    BalasHapus
  2. johan bhimo sukoco: hahaha... iya, kemaren2... sekarang, udah gak. bagusnya gitu, klo udah sakit hati yg bikin sakit ati cepet ngasih penawarnya. wah, iya, yah? skrg pengurus VISI pho? jadi ap?

    BalasHapus
  3. ooo... sekarang udah gak sakit lagi thooo... ya udah, jangan pke sakit2 hati lagi. mending karaokean, aja, mbak... ;)

    BalasHapus
  4. kartika dewi: siaaap!!! makasih yaaa.... ^^

    BalasHapus
  5. Abis baca torehan Nita, aq jd brtanya-tanya....
    Pada waktu kapan kejadian ini Nita menulisnya?
    Gimana yaa perasaannyaa...?
    Trus..., dapat motivasi darimana?

    BalasHapus
  6. WAHHH ... SENANG BISA KAU BAGI PENGALAMAN ITU NIT,
    DAN SANAGAT BERMANFAAT .. KIRANYA SEBAGIAN BESAR ORANG MENGALAMI HAL ITU ...TQ

    BalasHapus
  7. El Khowary: Nulis artikel ini langsung ketika kejadian. Biasanya klo selesai nulis, perasaan yg awalnya berat jd plong... Motivasi plg besar dari diri sendiri, klo dari luar itu sifatnya pendukung aja... :)
    Budi: Iya... Gak mungkin hidup di dunia mulus kayak ngebut di jalanan perlombaan F1... Skali2 jatuh pasti pernah. Tp, sikap optimis tetap harus ada, coz life must go on... Ya gak, Bud? :)

    BalasHapus
  8. kebiasaan yg baik bukan berarti harus melupakan yg di atas sana..
    jika menulis itu membuatmu merasa nyaman !
    dan terasa plong selesai menulis, itu cuma fatamogana aja..
    jika Nita mengalami hal yg kurang bisa diterima oleh Nita. maka sadarkan dirimu untuk mengoreksi diri...
    setelahnya kamu akan menemukan sesuatu yg berbeda dari pada menulis dan dibaca banyak orang...
    Bukankah manusia itu diciptakan di dunia hanya untuk Beribadah?

    BalasHapus
  9. yg hobby nulis nich..
    nita., sebenarnya hal itu cukup baik untuk mengurangi hal2 yang negative...
    alangkah baiknya jika setiap permasalahan kita kembalikan kepada sang pencipta..
    dgn bertambahnya cobaan, ujian maupun bencana. menandakan manusia itu bertambah tinggi derajatnya disisi-Nya..

    BalasHapus
  10. Nita, sejak kapan hobby menulis??

    BalasHapus

Komenku buat nitastory kali ini...