Selasa, Mei 22, 2018

#PesonaRamadan2018 Tradisi Ramadan Keluarga HAR di Kota Palembang

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, saya kembali melihat banyak masyarakat berkumpul di halaman Rumah Limas milik Keluarga Haji Abdul Rozak (HAR) hari ini, Selasa, 22 Mei 2018. Bangunan rumah bari atau rumah khas Sumatera Selatan yang berwarna coklat itu tetap berdiri anggun meski gedung-gedung tinggi sudah berdiri di sekelilingnya. Letaknya yang berada di pinggir jalan utama Palembang, Jl. Jenderal Sudirman Km. 3,5 Palembang itu tentu menarik perhatian orang yang melaluinya, termasuk saya.

(Plang Nama "Majlis Ta'lim dan Sholawat Arrozaq)
Penasaran, saya yang sore itu baru pulang sendirian dari hunting foto untuk Lomba Kreasi Konten Facebook GenPI.co pun menghentikan mobil yang saya bawa di halaman parkir deretan ruko Martabak HAR yang berada di perempatan lampu merah Simpang Sekip. Lalu saya berjalan kaki menuju rumah yang di bagian depannya ada plang nama yang bertuliskan “Majlis Ta’lim dan Sholawat Arrozaq”. Banyak anak-anak bermain di halamannya yang luas dengan rumput hijaunya. Saya terus menuju bagian bawah rumah, dan tiba-tiba orang-orang di sana beranjak membuat antrian. Kenapa?

(Tiba-Tiba Orang-Orang di Sana Beranjak Membuat Antrian)
“Nanti pukul 5 sore, kami akan dibagikan uang 5.000 rupiah, Ayuk,” kata Dwi, siswi kelas 9 di salah satu SMP Negeri di Palembang yang saya dekati untuk bertanya mengapa di sini selalu ramai kalau sore.
“Oh, nanti dibaginya sampai uangnya habis atau gimana?” tanya saya lagi.
“Iya, sampai semua orang yang menunggu ini dapat semua, Ayuk,” jawabnya lagi.
“Ini setiap hari?” tanya saya.
“Iya, Ayuk, ini setiap hari selama bulan Ramadhan,” jawab Dwi malu-malu sembari menutup mukanya.
Saya jadi tersenyum melihatnya yang kemudian mengaku menyempatkan untuk setiap sore hari berada di sini.

(Ratusan Orang Hadir ke Rumah Limas Milik Keluarga HAR)
Nyatanya Pesona Tradisi Ramadan Keluarga HAR di Palembang ini memang sudah berlangsung sejak tahun 1960-an. Tradisi yang dimaksud ialah bersedekah satu bulan penuh pada bulan suci Ramadhan untuk siapa saja yang datang memenuhi rumah limas mereka sore hari sembari menunggu waktu berbuka. Untuk angka yang dikeluarkan setiap harinya, pihak keluarga HAR mengaku tidak pernah menghitung berapa nominal yang dikeluarkan untuk sedekah ini. Dalam sebuah kutipan surat kabar online dikatakan, bahwa uang ini hanya titipan di keluarga mereka untuk dibagikan lagi kepada yang mereka yang membutuhkan.

(Martabak HAR, Salah Satu Kuliner Terkenal di Kota Palembang)
Keluarga HAR memang terkenal sebagai pemilik usaha kuliner martabak telor khas India yang buka sejak 7 Juli 1947 dan kini sudah memiliki 10-an cabang di Kota Palembang. Haji Abdul Rozak sendiri sudah meninggal pada tahun 2001. Namun generasi ketiga dari keluarga HAR atau cucu dari Haji Abdul Rozak, Rudi Yusuf meneruskan tradisi kakeknya tersebut. Nama Martabak HAR sendiri memang sudah sangat terkenal di Kota Palembang. Rasanya, selain pempek, kuliner yang satu ini wajib juga dicoba bagi mereka yang berkunjung ke Kota Palembang. Panganan yang berupa kulit martabak dengan isi 2 telur ayam/bebek yang disiram kuah kari dengan potongan kentang dan daging ini memang benar-benar nikmat. Untuk mengimbangi gurihnya kuah kari, dia juga dilengkapi dengan potongan cabe hijau yang dicampur cuka.

(Rumah Limas HAR, Gedung Tinggi dan Antrian Sedekah)
Inilah salah satu keindahan suasana Pesona Ramadhan 2018 yang ada di Kota Palembang. Aktivitas penuh kedermawanan ini dapat menjadi wisata di bulan Ramadhan tersendiri bagi pengunjung untuk menikmati suasana teduh halaman Rumah Limas milik keluarga HAR dan keriuhan anak-anak yang bermain di sana. Oya, plus kamu bisa sekaligus dapat uang gratis dari pengusaha martabak HAR Kota Palembang tersebut lho, tentunya dengan ikutan berbaris rapi dulu yaaa dalam antrian.

Rumah Limas Haji Abdul Rozak (HAR)
Jl. Jenderal Sudirman No. 1068, Sungai Pangeran, Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30114

#Pesonaid_Travel #PesonaRamadan2018 #PesonaIndonesia #Genpi

2 komentar:

  1. MasyaAllah, ternyata tradisi ini masih berjalan sampai sekarang ya, yuk.

    BalasHapus
  2. wah aku belum pernah mbak masuk ke perkarangan rumah HAR ini.

    BalasHapus

Komenku buat nitastory kali ini...