Kamis, Juni 03, 2010

Yuks, Shopping di Bugis Street!!!

Okeh, nih cerita bagian ketigaku tentang perjalananku ke Singapore bersama simPATI. Pokoknya mo segera ditulis aja, dan dishare ke teman-teman biar gak keburu lupa. Hee... Nah, kemaren kan, ceritaku sampe di Marlion Bay dan Hotel Conrad Centennial Singapore. Sekarang, aku mo cerita sisanya. Semoga semua bisa terselesaikan di bagian ini. Coz, sore ini kan rencana mo berangkat ke Yogyakarta dari Serang. Takutnya, di sana gak sempet buat internetan lama.

Jadi, setiba di hotel usai dari Merlion Bay, aku bersama teman sekamarku, Chika memilih untuk istirahat sebentar. Wih, ketika kepala udah nempel di bantal hotel rasanya gak mo lepas lagi, mo terlelap aja mikirnya... Tapi, masa udah jauh-jauh ke Singapore cuma buat tidur? Ya udah, jadi pada pukul 3, kami pun berencana jalan-jalan untuk mengisi acara bebas yang ditawarkan pihak panitia. Rombonganku terdiri dari aku, Chika, Meta, Fanny, dan Billy. Kami berlima memutuskan untuk ke Bugis Street, sebuah pasar lokal yang menjual banyak cinderamata khas Singapore.


Kami memilih naik MRT, sejenis kereta bawah tanah untuk menuju ke Bugis Street. Fanny adalah penunjuk jalan, ya iyalah, masa aku? Hehehe... Nah, di sini, kita harus membeli tiket dulu seharga 2,4 Dolar Singapore. Caranya, masukan uang ke mesin khusus, dan mesin itu akan mengeluarkan kartu untuk naik MRT. Kata Fanny, sih, ongkosnya cuma 1,4 Dolar Singapore aja, sisanya bisa kita tukar lagi ketika sudah sampai di Bugis. Tapi, lantaran kartunya buat kenang-kenangan, kita semua gak nuker kartu deh...

Di Bugis Street kami memilih untuk lunch dulu di bagian food courtnya. Banyak pilihan menu makanan, tapi hati-hati yaaa buat yang muslim, coz beberapa court menjual menu daging babi sebagai bahan olahannya. Aku memilih beli nasi lemak seharga 2 Dolar Singapore dan jus semangka seharga 1 Dolar Singapore. Untuk rasa lumayan enaklah... Di sini, yang mungkin menjadi perhatian adalah para OB-nya yang tak lain kebanyakan para manula. Jadi, kelihatannya orang-orang di Singapore ini, walau udah berumur tapi tetap memilih untuk produktif. Hm...

Usai makan, baru kita ngider sendiri-sendiri di Bugis Street. Aku sendiri langsung menyerbu penjual gantungan kunci, kaos, tas, dan souvenir. Banyak pesenan oleh-oleh dari orang rumah masalahnya, jadi mikirnya, kalo gak beli sekarang kapan lagi mo beli? Untuk harga kupikir sama aja, sih dengan Indonesia. Untuk kaos aja sekitar 12,9-15,9 Dolar Singapore. Ada sih yang 4 kaos harganya 10 Dolar Singapore, tapi jujur bahannya jelek banget. Wayah-wayah, kasih orang kaos begitu, mending yang bagus sekalian, yak?

Nah, di sini juga, aku terpaksa beli sendal jepit seharga 6,9 Dolar Singapore dan baju buat jalan ke Universal Studio Singapore besok seharga 10 Dolar Singapore. Bukan apa-apa, pertama, seharian aku pake sendal lumayan tinggi, duh... kakiku kayak mo copot. Trus, kedua, baju yang sekiranya habis 1 dalam sehari ternyata 2. Hee... di sini produksi keringatku bertambah 2 kali lipat kayaknya... :P

Belanja di Bugis seru juga lho... Gak terasa udah 3 jam, kami menghabiskan waktu di sini aja! Aku sempet ikut lucky draw karena membeli dompet seharga 20 Dolar Singapore. Tapi, gak dapet hadiah utama sih, cuma dapet kipas ma kantong belanjaan doang! Hee... Nah, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 6, kita mesti buru-buru pulang ke hotel. Jam 7, kami sudah harus berkumpul di lobby hotel untuk menuju restoran tempat kami dinner. Akhirnya, usai mandi kilat, hee..., kami pun menuju lobby. Tak lama kemudian, berempat-empat orang, kami menuju Rokyo Inn Restaurant dengan naik taksi.

Menu makanan di Rokyo Inn Restaurant cukup banyak. Kita duduk di meja bundar yang terdiri untuk 8 orang. Baru setelah itu, pelayan pun akan mengantarkan satu persatu makanan untuk disantap bersama. Yups, menu seafood kayaknya, coz ada kepiting, udang, cumi-cumi, ikan, sayuran, juga jeruk sebagai pencuci mulut. Meja kami, termasuk yang anteng ketika makan. Meja lain, ada yang berebutan gitu. Jadi, bisa kenyang dengan tenaaang.... Nice!

Usai makan, para rekan-rekan pelancong yang ikut dalam rombongan ini ternyata masih mo jalan lagi mengitari Singapore. Kayaknya, mereka mo ke Mustafa. Kalo aku? Gak, gak, gak... Aku cukup, deh! Migrenku kumat lagi waktu itu, pusing banget... Jadinya, aku bersama Mas Toso, Willy, dan Eko langsung naik taksi untuk pulang ke hotel. Oya, Mas Toso dan Willy ini adalah orang dari pihak simPATInya, lho. Oya lagi, plus Fanny yang tadi jadi penunjuk jalan pas mo ke Bugis! Aku sempat dikasih obat pusing dari Mas Toso. Jadi, ketika udah masuk kamar, rencana awalku yang mo berendam dulu di bath up baru tidur, gak jadi. Ternyata, usai ganti baju, minum obat, aku pun langsung terlelap ke dunia mimpi....

Hm... kayaknya, artikel yang ini kututup di sini aja yaaa.... Nih, mo buka new document lagi buat nulis yang Universal Studio Singaporenya... Oke, teman-teman... Lanjut baca di artikel yang ke-4, yaaa....

3 komentar:

  1. di sini yang jualan banyak orang bugisnya, ya? kan ak orang bugis aseli....

    BalasHapus
  2. errrghh,, kalo gak salah memang dulu di daerah ini salah satu perkampungan orang2 asli bugis yang merantau ke singapore dan akhirnya banyak juga yang jadi warga negara singapore. baca dari ceritanya asyik juga yah penawaran dari simPATI ini.. anyway, skalian mau kasih tau siapa tau bisa dijadiin acuan. ada online shop baru nih kayak dealkeren namanya MetroDeal. coba cek deh www.metrodeal.co.id lumayan jadi perbandingan..

    BalasHapus
  3. Bugis street is the famous place to buy souvenirs
    thanks

    BalasHapus

Komenku buat nitastory kali ini...