Gara-gara libur yang gak libur, imbasnya suamiku gak pulang di lebaran haji ini. Waktunya so mepeeet! Hee... Yah, ditambah lagi, dia harus mengikuti training di weekend yang sama. Alhasil, aku berlebaran hanya bersama Fafa, mbahnya Mas Rudy, dan para tetangga di sini.
Lebaran haji di sini memang agak berbeda dengan di Palembang. Pertama, dia gak ada bedanya dengan hari biasa selain ketika malam takbiran dan hari lebarannya. Ketika malam takbiran, para muadzin dan beberapa anak kecil di sini mengumandangkan gema takbir hingga hampir tengah malam dari musholla yang tepat berada di depan rumah. Hee, iya, jadi suaranya benar-benar terdengar jelas dan menjadi pengantar tidur di malam takbiran. Sebelum-sebelumnya, waah... Biasa saja. Kalo di Palembang kan, suasana lebaran haji hampir mirip dengan lebaran Idul Fitri. Rumah-rumah menyiapkan kue kering, ada ketupat dan opor ayam, ada juga maaf-maafan antara keluarga dan tetangga. Tapi di sini? Mm... Tidak ada.
Kedua, di sini, walau gak berkurban, tapi aku tetep kebagian daging kurban! Huhuhu... Tau, seneng banget dapet pembagian. Lumayan, jadi gak perlu beli kebutuhan lauk untuk beberapa hari. Kata simbah, tiap tahun, dia pasti kebagian daging kurban: satu kantong kresek. Tahun ini, kami dapet dua, artinya aku juga dihitung untuk diberi. Kalo di Palembang? Weeh... jangan harap! Kalo gak ikutan berkurban, gak akan ada satu kantong pun yang diantarkan ke rumah. Why? Hee... Yah, iya... Agak sensi juga kalo mo dibilangin, daging kurban itu untuk para fakir miskin yang ada di sekitar lingkungan kita. Hohoho... jadi, ini pas dapet, berarti??? Ah, diubah mindset-nya, pembagian daging kurban adalah saatnya untuk pembagian kebahagiaan! Kalo dikasih yang maturnuwun sanget, mudah-mudahan taon depan dapet jadi orang yang memberi kebahagiaan itu. Amiiin....
Jadi, hari ini, usai memandikan Fafa dan mengenakannya baju baru khusus untuk lebaran haji tahun ini, aku pun melakukan hal yang sama. Cuaca agak kurang bersahabat pagi ini, rintik-rintik hujan masih tersisa usai derasnya semalam. Solusinya, sebagian jamaah perempuan, menggunakan ruang tamu rumahku untuk melakukan ibadah sholat ied. Bagus juga sih, dengan begitu Fafa tetep di dalam rumah, walau ketika sholat dia harus berada di kereta dorongnya. Hehehe, orang sholat, dia ngoceh-ngoceh sendiri. Nggemesin banget emang tuh anak! Hee...
Usai sholat, bersalaman dengan jamaah yang ada di sekitar tempat kita sholat, berinfaq, mendengarkan ceramah dan prosesi sholat pun selesai. Dilanjutkan dengan prosesi pemotongan hewan kurban. Tahun ini, di sini, ada 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing yang dikurbankan. Alhamdulillah... Di antara mereka-mereka yang kebanyakan menengah ke bawah di sini, ada juga yang memiliki rezeki lebih dan kemudian berkurban. So nice... Bener, tahun depan, mudah-mudahan aku dimudahkan untuk melakukan hal yang sama. Amiiin...
Ya udah, usai pemotongan kurban sukses dilakukan oleh para laki-laki yang ada di desa ini, tak lama salah satu dari mereka mengetuk pintu dan mengantarkan dua kantong kresek. Yippie... Dan akhirnya, aku memutuskan untuk memasak Malbi Daging Sapi sebagai menu pertama olahan daging kurbanku. Baru kali ini, nyoba masak Malbi Daging Sapi sendiri, dan berdasarkan resep dari buku “505 Resep Masakan Praktis”-nya Cucu Suradiwirya, akhirnya Malbi Daging Sapi-ku pun jadi. Hwaaa... piye rasane? Weeh... Mantap tenan, rek! Hahaha... Masak ½ kg daging sapi, cukup 3 kali makan, Malbi Daging Sapi itu pun ludes tak bersisa. Well, mo nyoba juga Malbi Daging Sapi buatanku? Naah, tinggal siapin bahan-bahannya dengan panduan resep berikut! Cekidot...
Malbi Daging Sapi
Bahan:
500 gr daging sapi
6 sdm kecap manis
1 sdm gula merah, sisir
4 sdm minyak sayur
350 ml air
2 sdm bawang goreng
Bumbu Halus:
5 siung bawang putih
2 cm jahe
1 ½ sdt merica halus
¼ sdt pala halus
1 sdt garam
1 buah asam kandis
Cara Membuat:
- Potong daging searah serat, ukuran sedang. Sisihkan.
- Campur daging dengan bumbu halus, kecap manis, gula merah, dan minyak sayur. Sisihkan.
- Didihkan air, masukkan daging beserta bumbu perendam. Masak dengan api kecil hingga kuah mengering dan daging empuk.
- Sajikan daging dengan taburan bawang merah goreng.
Yuk yang suka Taruhan Online Bisa Kunjungi kita di BandarVIP.com
BalasHapus