Minggu, Oktober 28, 2012

My Idul Adha 1433 H

Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1433 H semuanya. Semoga tahun ini, keberkahan rizki semakin lancar, diberikan kesehatan dan perlindungan, diampunkan dosa dan kesalahan kita, dan diterima segala perbuatan baik dan ibadahnya sebagai amalan yang akan menolong kita di akherat kelak. Amiiin ya robbal alamin.

Karena saya tahu saya bukan manusia sempurna. Karena saya sangat sadar, kesalahan dan dosa juga khilaf itu juga tak luput dari seorang Nita. Namun saya juga tidak ingin larut dalam penyesalan, menyia-nyiakan hidup yang sangat berharga ini. Saya salah, oke saya akui saya salah. Ini semua menjadi urusan saya dengan Tuhan. Sebagaimana pemahaman keagamaan yang saya pelajari selama ini. Kalau salah, bertobatlah, mohon ampunannya, jangan ulangi lagi kesalahan itu, dan perbanyaklah beribadah.  (hehe, saya ngomongi saya pribadi iniiih yaaa... bukan pembaca sekalian. Jangan salah mengerti... cheeers!!)

So, jadi ketika lebaran haji saya temui lagi tahun ini, saya tidak ingin melewati dengan sia-sia. Harapan demi harapan terangkai dengan berusaha menjalaninya dengan sebaik-baiknya.

"Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman." (QS. Al Ankabuut:11)

Kambing Kurban “Si Black”
(Si Black)
Semua kisah tentang Nita & Idul Adha 1433 H, saya mulai pada hari Rabu, 24 Oktober 2012. Setelah awalnya gagal memperoleh kambing kurban lewat teman kantor dan sepupu di dusun yang bilangnya habis, akhirnya saya cari sendiri di Palembang. Alhamdulillah, hari Rabu itu, sepulang mengajar Pengantar Sosiologi di Universitas Bina Darma, saya pun membeli seekor kambing di daerah Mesjid Agung Palembang.  Yups, saya niatnya yang penting kambing yang memenuhi persyaratan rukun kurban. Hal ini juga menyesuaikan kemampuan dompet. Hehehe.. Jadi, ketika sudah dapet, saya bersama penjualnya langsung membawanya ke rumah.

Sampe di rumah, saya membayar kambing tersebut, truuuus, jadilah tuh kambing sarana pembelajaran buat Fafa tentang hewan. Kambing yang kami sebut “Si Black” karena bulunya yang serba hitam itu, kami ikat di bawah pohon mangga depan rumah. Sembari Si Black memakan daun-daun mangga yang menjuntai, Si Fafa menontonnya dari teras rumah. Sekali Fafa menjerit keras gara-gara si mbeeek tiba-tiba ngembeek dengan suara bomba. Hahaha, terkejut ya deeek?

Jadi, hari ini si kambing kami inapkan di rumah. Si Black ditaruh di belakang, diikat di bekas kandang ayamnya si Juju. Suara mbeeek menghiasi rumah seharian, indah juga ya! Serasa Idul Adha itu memang benar-benar dekat. Fafa pun setiap kali pengen liat Si Black. Awalnya takut-takut, tapi berani juga nyodorin kangkung untuk makannya si mbeeek. Hee!

(Sholat Ied with Fafa)
Si mbeeek lalu kami antarkan ke Mesjid Nurul Islam besoknya, Kamis, 25 Oktober 2012. Jelas si Fafa ikut. Duuh, seneng sekali dia diajak jalan, ketawa-ketawa, lari-lari! Peristiwa yang agak mengharukan itu ketika Fafa juga saya ajak melihat Si Black sedang dipotong esoknya, Jumat, 26 Oktober 2012. Gak ada rasa takut di raut wajah Fafa melihat 22 ekor sapi dan 18 ekor kambing yang bergelatakan bersimbah darah di mesjid terdekat rumahku itu. Dia bahkan melihat langsung ketika Si Black disembelih. Paling dia gak mau pergi waktu mau aku ajak pulang. Sambil menunjuk-nunjuk si mbeek, trus berujar, “Da daaa mbeeek”.

Makanan Khas Lebaran
Yups, saya paling suka berlebaran di Palembang! Makanannya enak-enak. Saya jadi teringat lebaran haji tahun lalu. Ya Allah, terima kasih atas segala pembelajaran hidup. Kalau kembali membaca postingan saya tentang lebaran haji tahun lalu, sesekali menahan sesak, begitu miris. Tapi ternyata, di sisi lain niat berkurban itu memang sudah saya niatkan sejak setahun yang lalu. Alhamdulillah, Allah ternyata mengabulkannya tahun ini.

(Makanan Khas Lebaran)
Makanan khas lebaran sudah ada sejak hari Kamis, 25 Oktober 2012. Si mommy masak pindang kaki sapi malam ini. Woo... menu yang berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Enak lho! Krenyes-krenyes! Tapi kenapa si Dewi, adekku gak suka ya? Mungkin butuh keberanian ekstra yaa untuk menyantap kakinya sapi? Ah, kalo aku mah, sampe kuku-kukunya sapi aja tak maem. Enak bener lho... Hik3! Sebenernya bukan apa-apa sih, di satu sisi, makan kayak gini juga mengingatkan saya dengan almarhum bapak yang sangat suka maem tunjang.

Di hari lebaran, menu lebaran di atas meja yang lain pun langsung dimakan usai melakukan sholat Ied di halaman Mesjid Nurul Islam bersama Fafa, Dewi, Ibu, Ketik, dan Ria. Ada opor ayam, acar timun, sambal terasi, kemplang, dan semuanya itu maknyuuuus! Untuk kue keringnya sendiri, my mommy membelinya di Pasar Cinde, ada kastangels, manisan, semprit keju, lumpia, permen, dan kacang bawang. Oya, kalo kacang bawang itu asli buatanku lho. Hihihi... Kalo kue basahnya, ada maksuba & cake keju. Untuk minuman, selain ada minuman kaleng, saya berinisiatif untuk bikin sup buah! Whooo... menyegarkan sekali! Isi buahnya ada apel, pear, anggur, kelengkeng, mangga, dan jelly ungu.

Silahturahmi Lebaran Haji Tahun Ini
(With my nice friends)
Tahun ini kita bersilahturahmi ke dusun ibu lagi ke Tanjung Raja – Ogan Ilir. Sekalian mo ngundang untuk acaranya Dewi yang mo nikah akhir tahun ini. Mampir ke rumahnya Cik Koya, Cik Mur, Cik Tuba, dan Mang Een. Lalu segera pulang, karena si Aduk, pengasuh Fafa kalo aku lagi kerja mabuk jalan. Hee... Kasian juga liatnya! Di dusun sendiri, puas makan-makan! Tau nih, makan trus kerjaku sekarang. Wkwkwk... Ada lepat, ayam rendang, ayam sop, ayam opor. Tiap rumah pasti makan, kan gak enak kalo gak makan. #alesaaaan... hihihi!

Kalo Sabtu, saya pagi ikut acaranya STISIPOL Candradimuka. Ikut ziarah ke makam pendirinya, H. Ismail Djalili, di TPU Puncak Sekuning. Sembari bermaaf-maafan dengan para dosen dan staf STISIPOL Candradimuka. Dilanjutkan dengan yasinan di Musholla STISIPOL Candradimuka, dan menyaksikan pemotongan hewan kurban di sana. Yups, alhamdulillah juga dapet kupon jadi ikut kebagian hewan kurban lagi, setelah kemaren juga dapet karena ikutan kurban tahun ini. Hee...

Pulang ke rumah, jam 2-an temen sesama alumni dari SMUN 17 Palembang dateng. Ada Mike dan suaminya, trus si Agung. Habis dijamu di rumah, kita diajak Mike ke Warung Steak di R. Sukamto. Yeee, Fafanya ikut. Sekalian jalan-jalan sore. Hm, baru kali ini ke Warung Steak yang di Palembang. Lumayanlaaah... Well, thats my story about Idul Adha 1433 H. Gimana dengan cerita lebaranmu? Semoga juga berkesan di hatimu yaaa....

1 komentar:

Komenku buat nitastory kali ini...