Jumat, Maret 17, 2017

Keseruan ASPIKOM Sumsel Berpetualang ke Goa Putri Baturaja

Hari masih gelap, saat saya minta tolong sepupu yang juga mahasiswa saya di STISIPOL Candradimuka, Horia Oktaviyana untuk mengantar saya ke Dunkin Donuts Demang Lebar Daun Palembang, Rabu, 15 Maret 2017. Usai menunaikan sholat subuh kami langsung berangkat dengan menggunakan motor ke titik pertemuan para pengurus Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Koordinator Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) itu.

Jarak rumah ke Dunkin Donuts memang tidak terlalu jauh, sekitar 7 menit kami sudah tiba. Di Dunkin Donuts sudah ada Ketua ASPIKOM Sumsel, Rahma Santhi Zinaida, M.I.Kom (Universitas Bina Darma) di atas mobil Avanza yang juga akan membawa kami menuju Baturaja hari itu. Menyusul kemudian datang rekan sesama dosen STISIPOL Candradimuka, Herfriady, MA dan Andri Farid, M.Si (Universitas Bina Darma). Sepupu saya sudah langsung pulang sambil berpesan agar dia yang mengantar dan menjemput Fafa sekolah hari itu.

(Saya di Depan Gedung Pusat Universitas Baturaja)
Berempat kami berangkat dari Palembang, saya, Shanti, Ady dan Andri melalui jalan darat. Sedangkan Prof. Isna Wijayani (Universitas Bina Darma) dan Sinta Desiyana Fajarica, M.Si (Universitas Sriwijaya) naik kereta api. Sebelumnya, kami sempat membeli setengah lusin donat untuk bekal di jalan. Well, dengan membaca basmalah, kami pun berangkat dengan tujuan untuk mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk Program Studi Ilmu Komunikasi di FISIP Universitas Baturaja (Unbara).

(Kami Dijemput di Tempat Parkir Langsung oleh Dekan FISIP Unbara)
Perjalanan menuju Baturaja penuh petualangan. Iya, jalannya jelek banget. Siapa nih yang harusnya bertanggung jawab? Gubernur atau Bupatinya? Cobalah diliatin tuh jalan lintasnya... Berapa kali aja kami harus loncat-loncat di dalam mobil. Hahaha... Akhirnya setelah menempuh 5 jam perjalanan, kami pun tiba di Universitas Baturaja. Sambutan yang kami terima sangat istimewa. Kami dijemput langsung di tempat parkir, langsung cipika-cipiki, berfoto dulu di depan gedung pusatnya baru kemudian menuju gedung FISIP Unbara.

(FGD KKNI ASPIKOM Sumsel di FISIP Unbara)
Di FISIP Unbara, kami langsung menuju Ruang Pertemuannya dan melaksanakan FGD KKNI di sana. Proses FGD KKNI berjalan lancar. Semua peserta yang hadir ikut memberikan suara dan masukan untuk kebaikan kurikulum di Program Studi Ilmu Komunikasi selanjutnya. Sebagaimana diketahui bahwa di Sumatera Selatan sendiri, ada 5 perguruan tinggi yang memiliki Program Studi Ilmu Komunikasi, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka, Universitas Bina Darma, Universitas Baturaja, Universitas Sriwijaya dan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah. Semua perwakilan perguruan tinggi hadir kecuali UIN Raden Fatah yang katanya sedang sibuk mempersiapkan borang.

(Foto Bersama Usai FGD KKNI Ilmu Komunikasi)
Waktu bergulir, sembari FGD makanan yang disajikan tak pernah berhenti. Selain minuman, teh dan kopi, ada juga pie buah, kue gulung coklat kacang, lemper, dan risoles. Tak lama muncul juga pempek pistel udang kecil-kecil dan cukanya. Setiap yang duduk di meja oval mendapat sajian satu piring. Hahaha... saya langsung tergoda. Alhasil, Shanti masih sibuk menerangkan tentang materi KKNI, kami pun sibuk makan saat itu.

(Makan Ikan Nila Bakar di Tepi Sungai Ogan)
Hari menjelang siang, dan sudah saatnya makan siang... Diskusi atau FGD pun ditutup tepat pukul 13.00 WIB. Kami diajak untuk menuju rumah makan yang ada di pinggir Sungai Ogan, namanya kalau tidak salah Rumah Makan Pak Mamat. Menu utamanya ikan nila bakar dengan sambal khas olahan sendiri. Jadi di atas piring khusus sambal itu ada sambal hijau, bawang goreng, jeruk nipis dan tomat. Kita lalu menambahkan sendiri kecap manis lalu diaduk-aduk. Mantap...

(Penyajian Sambalnya Unik)
Oya, di rumah makan ini saya juga sempat membeli cincin. Ketika lihat langsung jatuh hati. Batunya Biru Langit Muda khas Baturaja. Hahaha, paling seneng itu ketika tawaran harga dengan penjualnya diterima. Ampuh banget berarti kedipan mata saya tadi. Hahaha... Makasih yaa, saya suka banget sama cincinnya... Ini jadi selalu saya pakai.

(Cincin di Telunjuk: Cincin Biru Langit Muda Baturaja)
Usai makan, kami melanjutkan perjalanan ke Goa Putri Baturaja. Ini pengalaman saya pertama kali ke sini. Hujan deras menyambut kami ketika sampai di pelataran Goa Putri. Namun, tidak menghalangi rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang itu untuk masuk ke dalamnya. Waaaah... Goanya keren banget... Begitu luas di dalamnya.

(Gadis Berpayung Biru-Putih Mau Masuk Goa Putri ^^)
Ada beberapa bagian di dalam goa itu yang memiliki nama. Ada Taman Putri Kembang Dadar, ada Alun-Alun Pertemuan, ada Pedapuran, ada juga Ruang Tidur Putri Dayang Merindu, Tempat Pemandian Putri Dayang Merindu, Penjagaan, sampai Singgasana Raja dan Lumbung Bahan Makanan. Saya sampai bela-belain nyoba tempat tidurnya sang putri dan hahaha... keras banget. Iyalah, orang batu semua...

(Berfoto di Depan Pemandian Putri Dayang Merindu)
Di sana juga ada sumber air yang dipercaya bisa membuat awet muda. Apakah saya mencobanya? Hahaha, saya ini lulusan Kajian Budaya dan Media sejati. Yang memiliki nilai budaya seperti itu wajib kita coba. Turunlah seluruh rombongan yang dari Palembang sekedar untuk membasuh muka dengan air yang konon bisa membuat awet muda tersebut. Kalau masih belum puas, kita juga bisa membawa pulang airnya dengan mempergunakan botol yang disediakan oleh ibu-ibu penjaga pemandian itu.

(Pengurus ASPIKOM Sumsel Menjelajah Goa Putri)
Perjalanan menjelajahi Gua Putri benar-benar menyenangkan. Terutama karena mereka yang hadir begitu excited dengan apa yang ada di sana. Shanti dan Shinta bahkan bela-belain naik Singgasana Raja yang cukup tinggi. Saya mah ngalah aja untuk kali ini, fotonya dari bawah aja... Hahaha... Prof. Isna dan Ibu Dekan FISIP Unbara, Dra. Umi Rahmawati, M.Si saja menunggu di mobil karena tidak berani terkena hujan karena khawatirnya licin.

(Foto di Depan Museum Sipahit Lidah)
Usai keluar dari gua, rombongan diajak untuk melihat isi Museum Sipahit Lidah yang sebenarnya sedang ditutup untuk umum. Pihak Unbara memang keren, mereka berhasil melobi penjaganya sehingga kita bisa masuk dan melihat langsung tengkorak dan berbagai benda yang ditemukan di Gua Harimau yang saat ini masih diteliti oleh para arkeolog baik nasional maupun internasional. Saya juga melihat langsung fosil tengkorak asli yang berusia 1500 tahun. Wah, sudah tua sekali yaa peradaban yang ada di Baturaja ternyata.

(Kami Diizinkan Melihat Fosil Asli Manusia Purba yang Ditemukan di Goa Harimau)
Sembari melihat koleksi museum, tentu foto-foto menjadi bagian yang tak terlupakan. Semacam ritual yang harus dilakukan kalau kita jalan-jalan gitu yaa... Hihihi... Yang menarik bagi saya ketika mengunjungi Museum Sipahit Lidah maupun Goa Putri adalah bayangan imajinasi yang seolah terjun bebas ke masa lampau. Film Gending Sriwijaya yang diperankan Julia Perez beberapa tahun lalu ikut terbayang. Mungkin seperti itu yaa kehidupan nenek moyang kita di masa lampau. Hehe..

(With Kaprodi Ilmu Komunikasi Unbara dan Ketua ASPIKOM Sumsel)
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB. Kami pun harus bergegas pulang kembali ke Palembang. Perkiraan kami bisa sampai jam 9 malam. Haha, kenyataannya saya sendiri diantarkan rombongan ke rumah tiba pada pukul 1 malam. Langsung tidur... Di jalan, migren kumat, lalu sempat juga krisis bahan bakar. Haha, selalu ada cerita. Berhenti di Indomaret untuk membeli obat migren, balsem, tahu bulat, dan bahan bakar eceran. Gak kebayang harus mogok di tengah hutan begitu. Di Prabumulih kami pun sempat berhenti untuk makan malam. Perut saya harus diisi, dietnya gak berlaku hari itu. Kalau gak mau jatuh sakit, yaa harus dilanggar.

(Foto Bersama di Depan Pintu Masuk Goa Putri)
Rumah sudah sepi ketika saya sampai dan langsung tepar tapi senang dengan pengalaman ke Baturaja hari itu. Gak menyesal, sungguh... Meski besoknya tetap bangun jam 5 pagi, karena harus mengantar Fafa sekolah dan saya ada jam mengajar di kelas pagi dan kelas sore. Sampai tulisan ini saya post di blog, pemulihan badannya masih berlangsung. Haha, masih minta asupan nasi yang padahal distop selama program.


(Terima kasih untuk Seluruh Rekan-rekan di Unbara atas Penyambutannya)
Well, apapun itu, sekali lagi saya katakan saya senang bisa ke Baturaja. Terima kasih rekan-rekan dosen Unbara yang sudah menerima kami dengan penuh keramahan. Ada Bu Umi, Bu Leni, Pak Rosihan, dan Pak Hendra juga yang lain. Kapan-kapan saya ingin explore Baturaja lagi. Kali lain saya ingin sampai ke kawasan Danau Ranaunya. Uhuuui!!! ^^

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...