Kamis, Desember 15, 2011

Saya dan DealKeren

Ini posting saya yang ke-11 tentang DealKeren. Sebuah tulisan yang saya janjikan untuk Mas Reza Yazdi, salah satu bagian dari Tim DealKeren itu sendiri. Orang yang memberikan saya senyum sumringah setiap dua minggu sekali karena bisa terus menjadikan DealKeren sebagai bagian dari hidup saya. Hee, ada temen saya bilang, ini seperti sebuah lingkaran kesenangan. Saya sih memang meresponnya dengan sebuah anggukan yang mantap. Hee, penasaran lingkaran kesenangan apaan? Lanjutkan aja bacanya, yaa...

Seperti posting cerita pertama saya tentang DealKeren, saya kenal DealKeren pada pertengahan Mei 2011 lalu. Merchant yang pertama kali saya coba adalah Bluma Family Salon dan sampai saat ini saya sudah pernah melakukan deal di 18 merchant melalui situs ini. Kalau berdasarkan tulisan, berarti sudah 10 merchant yang saya kisahkan di blog ini, sedangkan yang lainnya masih rapi tersimpan di folder. Namun makna tersimpan di folder di sini sendiri bermacam-macam, ada yang memang belum dipakai atau ditukarkan, ada yang batal digunakan, dan ada juga yang memang sudah digunakan tapi menunggu giliran untuk dipostingkan ceritanya.

Tentang definisi apa itu DealKeren, saya sarankan temen-temen kembali membaca tulisan saya yang pertama saja tentang DealKeren Story. Saya tidak mau wasting note mengenai hal itu. Namun mungkin bahasa simpelnya, kalo emang temen-temen lagi gak punya waktu untuk membaca ulang, DealKeren adalah sebuah situs diskon yang memberikan promo diskon kepada semua membernya. Diskon ini berkisar 50 – 90 % untuk setiap merchant yang melakukan kerjasama promo di situs living social terbesar di Indonesia ini. Yups, sebuah tawaran yang sangat menarik bukan?

Senin, November 07, 2011

Idul Adha & Malbi Daging Sapi

Selamat Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah 132 H)! Yaa, slalu menjadi warga negara yang patuh atas kebijakan pemerintahnya, so... slalu juga merayakan hari raya sesuai dengan tanggal yang ditentukan oleh pemerintah, para cerdik pandai di negeri ini. Tak mundur, apalagi maju. Seperti halnya Idul Adha kali ini, saya merayakannya pada hari Minggu, 6 November 2011. Agak sebal sebenarnya, kenapa tanggal merah tahun ini kebanyakan jatuh di hari Minggu! Yaa, gitu, libur yang dijamak tapi sangat MERUGIKAN for us!

Gara-gara libur yang gak libur, imbasnya suamiku gak pulang di lebaran haji ini. Waktunya so mepeeet! Hee... Yah, ditambah lagi, dia harus mengikuti training di weekend yang sama. Alhasil, aku berlebaran hanya bersama Fafa, mbahnya Mas Rudy, dan para tetangga di sini.

Lebaran haji di sini memang agak berbeda dengan di Palembang. Pertama, dia gak ada bedanya dengan hari biasa selain ketika malam takbiran dan hari lebarannya. Ketika malam takbiran, para muadzin dan beberapa anak kecil di sini mengumandangkan gema takbir hingga hampir tengah malam dari musholla yang tepat berada di depan rumah. Hee, iya, jadi suaranya benar-benar terdengar jelas dan menjadi pengantar tidur di malam takbiran. Sebelum-sebelumnya, waah... Biasa saja. Kalo di Palembang kan, suasana lebaran haji hampir mirip dengan lebaran Idul Fitri. Rumah-rumah menyiapkan kue kering, ada ketupat dan opor ayam, ada juga maaf-maafan antara keluarga dan tetangga. Tapi di sini? Mm... Tidak ada.

Kamis, Oktober 27, 2011

Menikmati Message Tradisional di Aya Syifa Spa Yogyakarta

Aku suka perawatan di Aya Syifa Spa Yogyakarta. Sebelum ada tawaran voucher diskon dari DealKeren, aku udah pernah perawatan di sini. Tepatnya ketika masih ngekost di kawasan Pandega Bakti, Jl. Kaliurang Km. 5 Yogyakarta sekitar setahun yang lalu. Setidaknya sebulan sekali aku ambil perawatan di sini. Jujur, aku harus mengakui kalo terapis di sini enak banget pijitannya.*terutama Mbak Eka! I love u! Hee....* Pas di badan dan lama! Hehehe! Alhasil, ketika tiba-tiba ada tawaran dari DealKeren, akupun langsung ambil 5 voucher diskon yang sebesar 70 persen itu!

Jadi... Dengan nilai Rp 50.000,- kita cuma membayar Rp 15.000,- aja! Keren ya?! Kemaren sih, cuma ambil 5 karena sebelumnya akupun menghitung masa berlakunya. Menurut peraturan awal, voucher tersebut berlaku mulai 31 Juli 2011 – 15 September 2011. Mepet banget kan? Itung punya itung, yo wes 5 ajaaa... Eh, gak taunya, ke sininya, karena keterbatasan terapis dan tempat, pihak Aya Syifa Spa Yogyakarta sendiri yang kemudian memperpanjang masa berlaku voucher DealKeren sampai dengan Desember 2011. *tahu gitu, tak ambil 10 deh... hee!*

Dengan beralamat di Jl. Pandega Asih VI No. 6 Yogyakarta Telp: 0897 – 6838123, Aya Syifa Spa menyediakan jasa perawatan kecantikan khusus untuk wanita muslimah. Kata Aya diambil dari bahasa Sunda yang berarti ada sedangkan Syifa berasal dari bahasa Arab yang berarti obat, jadi arti keseluruhan adalah ada pengobatan. Pengobatan yang dimaksud oleh Aya Syifa Spa ini adalah ketenangan hati, kejernihan pikiran, kesehatan badan sehingga memancarkan kecantikan luar dalam seorang wanita. Menarik juga ya, definisinya?

Jumat, Oktober 14, 2011

Nanamia Pizzeria? Perfecto...

DealKereeeeen.... Stay cune di Yogya yaaa.... Jangan kemana-mana!!! Hehehe... Abis, kalo bukan karena voucher diskon-nya DealKeren, saya sekeluarga terancam gak bisa wisata kuliner seru lagi. Hehehe! Kayak wisata kuliner ke Nanamia Pizzeria yang saya lakukan bersama suami dan anak saya pada hari Sabtu, 1 Oktober 2011 lalu. Deuuuh, perfecto banget deh ternyata....

Deal Nanamia Pizzeria ini sebenarnya sudah saya ambil lama. Sekitar dua bulan yang lalu. Tapi, baru bisa digunakan bulan Oktober ini lagi-lagi karena agenda suami saya yang baru bisa pulang ke Yogyanya sebulan sekali. Hee... Dilema Aku Bukan Bang Toyib! So, saat dia pulang, acara wisata kuliner to Nanamia Pizzeria pun dilakukan!

Hal pertama yang dilakukan adalah reservasi tempat yang lokasinya berada di Jl. Moses Gatotkaca B 13 - 16 Gejayan Yogyakarta 55281 Telp: (0274) 556494 ini. Kalo ketentuannya 3 hari sebelumnya, saya seminggu sebelumnya udah reservasi. Hehehe! Abis, ini kudu tanggal 1 Oktober, gak bisa hari lain. Fiuuuh, untungnya emang bisa. Jadi dengan modal dua voucher DealKeren di tangan yang senilai Rp 30.000,- (dapet diskon 53%, jadi satunya Rp 14.000,-), saya pun let’s go ke Nanamia Pizzeria itu!

Minggu, Oktober 09, 2011

Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern (EODIM)

Kajiannya menggabungkan pandangan sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu politik, agama, sejarah dan sastra untuk menjelaskan perubahan realitas kehidupan kaum muslimin. Ensiklopedi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Jumlah : 6 Jilid

Subyek yang terekam:
Sejarah dan Geografi, Aliran Pemikiran, Ritual Praktik Keagamaan, Hukum Islam, Teologi, Filsafat, Ideologi, Politik, Ekonomi, Budaya dan Masyarakat, Kajian Islam, Lembaga Organisasi dan Gerakan Islam, Mistisme, Ajaran Islam, dan Biografi.

Buku ini merupakan ensiklopedi terbaru yang mengupas wajah Islam di zaman modern. Perjalanan Islam sejak abad ke-18 sampai saat ini menjadi tema pokoknya. Wajah Islam ketika berhadapan dengan kolonialisme dan imperialisme tertuang secara unik dengan gabungan pandangan sosiologi, psikologi, antropologi, ekonomi, politik dan agama, sejarah serta sastra. Dengan gabungan tadi, perubahan realitas kehidupan ummat Islam dijelaskan secara komprehensif.

Sabtu, Oktober 08, 2011

Menjadi Book Advisor Mizan Dian Semesta

Alhamdulillah... Akhirnya punya kegiatan lain selain kuliah di S2 Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada. Temen-temen tahu gak, gara-gara ikutan jadi Book Advisornya Mizan Dian Semesta (MDS), waktu mo ngisi kolom pekerjaan di form tabungan investasiku di salah satu bank BUMN di kawasan UGM, Selasa (4/10) kemaren, aku gak jadi cuma berstatus mahasiswa tapi menjadi “pengusaha mandiri”. Eeelah, ternyata menjadi marketing via on-line itu udah diakui juga sebagai suatu pekerjaan yaa... #Angguk-angguk...#

Menjadi Book Advisor Mizan Dian Semesta ini, awalnya karena liat-liat web milik temen SMA dulu, namanya Cipta Atsahlantusay, tapi aku manggilnya Cecep. Cuma baca sekali lewat, menarik, tapi gak diseriusin. Sampe kemudian bener-bener ditawari sama Cecep jadi lirik-lirik deh... Hee!

Awalnya cuma ditawari produk. Kan kebetulan aku emang nyari bahan bacaan untuk Fafa. Aku pengen membiasakan membaca untuk anakku sejak dini. Tapi pengennya lagi, buku itu gak sekedar buku cerita aja, tapi yang juga menanamkan nilai moral dan kalo bisa yang Islami. Pucuk dicinta ulampun tiba. Lagi nyari-nyari gitu, datanglah si Cecep tadi. Iya, datangnya sih gak ketok pintu trus muncul di depan rumah. Teknologi telah mengubah segalanya... Via facebook, via email, via web, semua bisa dicari tahu. Ujung-ujungnya, gak cuma beli produk, akupun memutuskan untuk ikutan menjadi Book Advisornya Mizan Dian Semesta seperti si Cecep. Coz, kalo ditimbang-timbang hal itu Insya Allah akan lebih banyak mendatangkan manfaat untukku. Amiiin...

Minggu, Oktober 02, 2011

Icip-icip Cokelat Choco ‘Klik!

Kalo kemarin nyoba cokelat tradisional Yogyakarta, Cokelat Roso. Sekarang, nyoba lagi yang merknya Choco ‘Klik! Iyeeeh, lagi-lagi karena ada promo DealKeren. Hehehe...

Oya, sebelum cerita tentang pengalamanku icip-icip cokelat yang outletnya berada di Ambarukmo Plaza Lt. 3 Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta Telp: (0274) 510824 ini, beberapa waktu yang lalu ada pengunjung blogku yang nanya gimana cara memanfaatkan voucher DealKeren? Gimana cara beli vouchernya? Hm... Mungkin ini pertanyaan yang sama untukku waktu pertama kali tahu tentang DealKeren. Tapi makin ke sini, rasanya ada yang kurang kalau dalam seminggu belum memanfaatkan voucher DealKeren. Hee...

Singkatnya, kita belajar shopping online melalui DealKeren. Pesan produk/jasa melalui internet, bayar pake transfer ATM, mencetak bukti pembelian sendiri via DealKeren, dan langsung bisa menukarkan bukti (voucher) tersebut ke outlet atau tempat yang sudah kita pilih tersebut. Adapun hal lebih dari semua hal baru tersebut adalah kita bisa dapet harga yang lebih menarik ketimbang belanja secara konvensional. Tapi memang, penawaran itu ada masa berlakunya, ada gilirannya, ada ketentuannya. Namun semua “kerepotan” (repot karena kita belum terbiasa, tapi kalo udah terbiasa yaa... gak repot lagi), senilai dengan keuntungan yang kita dapat.

Kamis, September 22, 2011

Welcome To Tesis!

Yuhuuu!!! Akhirnya, setelah liburan panjang semester 2 plus liburan lebaran, hari ini, Kamis, 22 September 2011, pukul 09.00-10.30 WIB, aku bersama temen-temen Kajian Budaya dan Media (KBM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Angkatan 2010 mulai kuliah lagi! Lama banget deh, liburnyaaa... Ada kali yaa 2 bulan lebih... Huhuhu!

Well, kalo aku, semester 3 ini cuma ambil 1 mata kuliah aja! Yak betul, nama mata kuliahnya Seminar Proposal sebanyak 4 SKS. Udah, itu doang... Kalo nilai di semester 1 kemaren udah dapet nilai minimal B ya udah... Gak pake acara ulang-mengulang... Coz, semester ini emang pengen fokus ngerjain tesis! #Tesis... tesis... tesis!!! Hehehe...

“Welcome To Tesis!!!” Kata-kata inilah yang kupilih untuk mengawali tulisan di buku kuliahku. Sembari mendengarkan dosen pengampu mata kuliah ini, Prof. Dr. Suhartono W. Pranoto, memberikan warming up kepada kita-kita, tanganku tak henti menulis. Yah, walau sekedar nasehat yang lazim di dengar, tapi aku yakin, kata-kata sang profesor hari ini akan memberikan tambahan semangat untukku untuk segera berjibaku dengan tesis. Hee...

Selasa, September 20, 2011

Menjadi MC Kembali...

Akhirnya, setelah hampir setahun lebih vakum di dunia ke-MC-an... #Hahaha, kata-katanya gak kuat banget yak?! Hihihi...# Maka pada kesempatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Tahun 2011, Kamis (15/9) di Grha Sabha Pramana UGM Yogyakarta, saya dipercaya oleh teman-teman Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM menjadi MC bersama satu rekan HMP UGM yang lain, Afik Hardanto, S.Si di acara tersebut.

Jujur aja, keputusan menjadi MC di acara PMB Pascasarjana UGM kali ini emang mendadak dangdut. Awalnya panitia ingin menggunakan penyiar salah satu radio swasta di Yogyakarta. Tapi, hitung punya hitung, ternyata dana yang dikelola panitia sangat mepet. Terlebih, kita (para panitia PMB) lebih setuju untuk menganggarkan dana yang ada untuk pembelian seragam panitia ketimbang membayar MC. Hahaha! Emang lumayan banget lho anggaran dana untuk 1 MC tersebut bisa untuk membeli 10 seragam batik yang kita beli di Pasar Beringharjo... Huhuhu!

Namun, dilema kemudian muncul. Oke, dana untuk MC kita alihkan untuk beli seragam. Lalu, siapa yang mo jadi MC gratisan? “Yaa, suruh anak HMP UGM ajaaa,” jawabku. “Siapa, Mbak yang mau?” tanya Ajeng yang waktu itu ikut heboh memutuskan beli seragam panitia atau bayar MC yang menuntut ada bayaran sebagai kinerja profesional mereka. “Mbak Nita mau?!” kejar Ajeng lagi yang kalo di HMP UGM menjabat sebagai Ketua Bidang Kewirausahaan. “Aku? Hehehe...” jawabku kemudian ketawa-ketawa aja.

Jumat, September 16, 2011

Pengalaman Totok Wajah di W & W Spa and Rejuvenating Centre

“Weeh... Udah mo jam 1, ya!” ujar saya tersentak sambil melihat jam tangan.

Tak terasa dua jam sudah berlalu, sejak saya iseng reservasi untuk melakukan perawatan totok wajah di W & W Spa and Rejuvenating Centre. Reservasi itu saya lakukan via telefon hari Senin, 12 September 2011, pukul 10.00 WIB, disela-sela kesibukan saya mempersiapkan kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Tahun 2011 di sekre Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM. Tak pelak, saya langsung ngacir usai izin sama teman-teman yang lain. Sembari memasang sarung tangan dan masker pelindung, saya pun berujar, “Saya pergi dulu sebentar yaa... Ada urusan dikit! Ntar, saya balik lagi ke sekre, kok untuk ikutan rapat!” 

Yah, demi urusan perawatan wajah, urusan organisasi jadi dianaktirikan sementara. Hehehe! Seperti biasa, menjajal totok wajah di W & W Spa and Rejuvenating Centre ini pun karena ada tawaran diskon dari DealKeren. Bayangin, nih diskonnya 80% untuk totok wajah senilai Rp 35.000,-, udah gitu ada diskon tambahan 20% credit reward. Jadi berapa angka akhir? Rp 5.600,-!!! Lumayan.. lumayan... Nah, untuk itu saya ambil dua voucher. Lho, kok cuma dua? Abis, pilihannya cuma dua: totok wajah sama totok V. Saya mah ogah ambil totok V... Yah, rada trauma abis prosesi melahirkan kemaren. Jadi, untuk urusan itu, mending saya urus sendiri lah... Hohoho! Apaan cobaaa... Trus, alasan kedua, jaraknya dari rumah emang rada jauh...

Sabtu, September 10, 2011

Aprikot Cheese Cake Ala Chef Nita

Hehehe... Ala Chef Nita. Jadi geli sendiri bacanya. Wong baru belajar masak ini! Hihihi... Tapi gak pa-pa lah, nih emang Aprikot Cheese Cake ala my self dan u knows, pertama bikin rasanya emang langsung nendang gitu. Bikin ketagihan, deh! Hee...

Resep awalnya aku dapet dari hasil berburu resep di internet waktu mo masak-masak kue untuk lebaran kemarin. Bolehlah, aku jujur juga klo nih resep, aslinya bernama Strawberry Cheese Cake. Tapi, kemudian aku modifikasi sana-sini, terutama untuk topping. Coz pertama aku gak terlalu suka strawberry. Dan kedua, kalo denger kata-kata Cheese Cake aku ekspektasinya ma Cheese Cake originalnya Bread Talk yang toppingnya warna kuning mengkilat gitu. Jadi, pas liat resep lain yang toppingnya make selai aprikot, alhasil, aku lebih memilih itu.

Gak nyangka bisa bikin juga, sebuah kue yang selama ini harus kubeli dengan merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk sepotongnya. Bisa cek sendiri di gerai-gerai kue! Hee... Trus, nih bisa bikin beberapa porsi dari bahan yang tersedia coz kemaren belinya langsung banyak. Whoo... blom bosen deh, pokoknya mo berapa kali aja! Yups, I like Cheese Cake banget dah... Hee!

Sabtu, Agustus 27, 2011

3 Hari Menjelang Lebaran

Hari ini, Sabtu, 27 Agustus 2011. Tiga hari lagi menjelang lebaran. Lebaran pertama bersama Fafa. Lebaran pertama tinggal di “rumah” sendiri. Tapiii... lebaran pertama juga gak bareng-bareng sama keluarga besar Palembang. (hik3! #ambil tisu...) Wes-wes-wes, dari awal memutuskan untuk berlebaran di Yogya, aku emang udah menyiapkan mental untuk ini. Emang kadang, klo pas liat iklannya Indosat yang udah suasana takbiran gitu, jd melow lagi.... Yaaah, mau gak mau, rasa kangen akan suasana berlebaran di rumah itu akan tetap ada. Pengen mengunjungi Bapak di Kebun Bunga, pengen makan ketupat plus opor ayam plus sambal goreng ati sapinya Ibu, pengen tidur di kamarku yang cozzy... Hm...

Well, untuk sejenak kita (kita? Ak kamsutee.. hee) lupain dulu perasaan sentimentil itu. Aku pengen nulis dari sisi yang lain. Sisi positif yang bisa aku ambil dari lebaran tahun ini, 1 Syawal 1432 H. Okeee?!

Mm... Sisi positif pertama, aku jadi keranjingan masak kue sekarang! Iya, meskipun jauh dari rumah Palembang, tapi aku pengen tetep menghadirkan suasana itu di sini. Jadinya, aku pun sibuk melakukan prepare untuk itu semua. Kemaren abis itung-itung total biaya yang sudah aku keluarkan sampe hari ini (#beneran dicatet, bok! Hahaha... seluruh nota belanja disimpen... :D), dan ternyata angkanya udah mo mendekati 4 juta ajaaa... Weeh... Tapi, aseli, ini sudah hemat sehemat-hematnya... Aku udah berburu barang ke toko-toko di Yogyakarta, survey harga dulu, baru kemudian beli. Hee...

Sabtu, Agustus 20, 2011

Aku dan HMP UGM

Hidup itu emang menjenuhkan kalo gak ada kegiatan! Cuma kuliah, pulang. Kuliah, pulang. Makanya, waktu pertama kali mengikuti kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (GSP UGM) Yogyakarta, pertengahan tahun 2010 lalu, aku langsung mengisi lembar kesediaan menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM. Lembar kesediaan itu dibagikan di meja registrasi saat sebelum duduk ke tengah aula.

Usai mengisi di kursi sambil mengikuti kegiatan yang berisi perkenalan berbagai fasilitas kampus yang bisa digunakan, seperti perpustakaan, Gadjah Mada Medical Centre (GMC), dan cara memperoleh beasiswa serta kesempatan melanjutkan kuliah ke luar negeri, aku pun mengembalikan lembar tersebut ke meja registrasi. Tak lama, kayaknya sebulan kemudian, aku mendapat sms yang kembali menanyakan apakah aku bersedia menjadi pengurus HMP UGM? Aku jawab aja, “Iya!” Well, seminggu kemudian dapet sms lagi kalo aku diterima dan telah menjadi pengurus HMP UGM. Hehehe, mudah banget yak?

Tak lama kemudian, dikasih sms lagi untuk mengikuti pertemuan dengan ketua departemen. Oya, aku masuk di Departemen Media dan Opini (DEMO). Iyalah, wong pas ngisi formulir aku bilangnya mau itu. Bidang apa aja, pokoknya yang berkaitan ama media. Hee... Usai pertemuan dengan ketua departemen, si Luthfi, langsung deh ikut acara Pelantikan Pengurus HMP UGM 2010-2011 dan Rapat Kerja HMP UGM.

Kamis, Agustus 18, 2011

Nyobain Cokelat Rasa Gulas di Cokelat Roso

Hh, sahur hari ini gak habis. Gak tau nih, ada masalah di perutnya apa di makanannya, ato malah di orangnya. Hee! Yang jelas, kalo dipaksain makan nasi, rasanya udah kenyang duluan. Hm, jadi pengen makan cokelat lagi... Kan kalo makan cokelat, mulutnya berasa manis. Trus, jadi feeling so good gitu... Eh, ngomong-ngomong tentang cokelat, jadi inget Cokelat Roso, deh!

Apa sih Cokelat Roso? Sama, awalnya aku juga gak tau. Tapi, waktu ada promo dari DealKeren tentang Cokelat Roso, kebetulan aku ambil. Lumayan diskon 53%, jadi bayar Rp 14.000,- kita dapet value senilai Rp 30.000,- Jadinya, kalo rata-rata harga cokelat di sana Rp 15.000-an, dengan satu voucher kita dapet 2 dong! Dan waktu itu, aku ambil 2 voucher.

Voucher tersebut aku tukar pada hari Jumat, 15 Juli 2011. Waktu nyari Cokelat Roso yang beralamat di Jl. Sultan Agung No.46 Yogyakarta Telp. (0274) 388 855, (0274) 935 8080 itu, emang susah-susah gampang. Kalo berbekal peta manual, Jl. Sultan Agung kan begitu mudah ditemui. Tinggal dari Jl. Malioboro, mentok perempatan BNI, belok ke kiri deh! Tapi, karena gak biasa lewat jalan sana, jadi mata harus awas juga liat kiri-kanan. Sempet nanya pas isi bensin yang juga di jalan yang sama, tapi para petugas Pertamina itu pada gak tahu. Duuuh... Mana yah? Mereka tahunya Cokro yang emang udah familiar duluan di Yogya.

Kamis, Agustus 04, 2011

Nyamannya Massage Batu Aura di Putri Kedaton

Udah pernah ditempelin batu anget di punggung? Hm, saya juga udah! Udah tau sensasinya? Hee, anget-anget gimana gitu yaaa... Asli, pas pertama kali nyoba enaaaak banget! Ketemu kapster yang ahli sih, jadinya kita menikmati banget massage-nya. Tapi, kalo pas ketemu yang baru belajar, kitanya juga jadi harus belajar memaklumi...

Yups, lagi-lagi aku bisa mendapatkan pengalaman di-massage batu anget itu dari promo Deal Keren! Tepatnya bulan Mei lalu, aku mengambil 4 voucher diskon 80% di Putri Kedaton Griya Kecantikan dan Spa. Jadi, dengan value Rp 75.000,-, kita cuma bayar Rp 15.000,- untuk seluruh jenis perawatan di tempat yang beralamat di Jl. Nusa Indah No. 33, Condongcatur Sleman, Yogyakarta, Telp: (0274) 887249, HP: 0821-37037033 ini. Lumayan banget kan, jadi hemat Rp 60.000,- tuh!

Pertama kali ke Putri Kedaton, aku reservasi via telefon. Bikin janji hari apa mo ke sana dan nanya alamat. Coz, aku buta kawasan Concat! Udah dikasih arah-arahan sama mbaknya, tapi tetep gak paham. Untung bisa dicari lewat google maps! Jadi, berbekal peta dari mbah google, aku pun ke sana pertama kali, hari Jumat, 1 Juli 2011.

Minggu, Juli 31, 2011

Selektif Membeli Mixer

Keputusan untuk membeli sebuah mixer itu akhirnya terwujud hari ini, Sabtu, 29 Juli 2011. Setelah sebelumnya dimulai dan dilanjutkan dengan berbagai proses menimbang-nimbang yang sampe bikin kepala pusing 7 keliling! Beneran guys, aku sampe migrain pas pertama kali ngeliat-liat di Toko Progo Yogyakarta, Selasa, 26 Juli 2011. Iya, cuma mikirin ini, ato itu, atooo anu!

Beralih ke tempat barang-barang lain, aku malah beli toples kaca warna ungu dengan rak stainless-nya yang berwarna perak bersusun tiga. Hahaha, padahal belum jadi prioritas utama buat dibeli. Tapi gak pa-pa lah, bagus juga, dan bikin aku keranjingan untuk memenuhi barang-barang lain yang serba ungu untuk ruang tamuku. Hee...

Pas hari Selasa itu, sebenernya aku sudah berniat untuk membeli produk Kirin. Tipe apa aja, deh, yang penting di atas Rp 150.000,- Coz, di Progo lagi ada program berhadiah untuk pembelian produk Kirin senilai itu. Hadiahnya macem-macem, ada dispenser, blender, dan yang termurah minyak goreng 1 liter. Pas udah di sana, minta tunjukin produk Kirin, aku langsung dibilangin sama pegawainya, “Mending Maspion, Mbak. Untuk harga yang hampir sama, motornya lebih kuat Maspion.” Progo emang lagi sepi saat itu, jadi ada 3 pegawai yang kebetulan melihat aku bertanya-tanya tentang mixer. Dan ketiga-tiganya tidak ada yang menyarankan Kirin. Hm...

Sabtu, Juli 23, 2011

Ayo Nyam-nyam Burger!

Siapa sih yang gak suka burger? Saya suka burger. Kayaknya hampir semua fast food yang jual burger udah pernah saya jajal. Kali ini, boleh dong kalo saya mo blak-blakan (jadi inget si Joni, hehehe!) tentang rasa burger bagi lidah saya, yaa... Hee...

Untuk burger yang paling pas di kantong, saya akan memilih beef burger-nya Mc’ Donalds. Ya, iyalah cuma Rp 8.000,- kita udah bisa ngerasain rasa burger yang enak. Kalo lagi jalan di Malioboro Mall Yogyakarta dan kelaparan, saya akan memilih produk ini untuk mengganjal perut sementara.

Nah, klo yang mo bener-bener enak, pengalaman maem burger Steakhouse-nya Wendy’s emang paling luar biasa. Thanks buat Deal Keren yang udah ngasih diskon setengah harga sehingga saya yang saat ini emang milih-milih untuk tempat makan bisa kembali menjajal rasa burger yang maknyuss.

Rabu, Juli 20, 2011

Mengurus Akta Kelahiran Kabupaten Sleman

Mengurus akta kelahiran itu susah-susah gampang. Tapi, emang rada ribet karena banyak sekali berkas yang harus disiapin. Lebih-lebih buat kita yang baru pertama kali ngurus untuk anak pertama. Lebih-lebih lagi, buat saya, yang pindah domisili dari Kota Palembang – Sumatera Selatan ke Kabupaten Bantul – Yogyakarta.

Kalo mo ditotal, saya menghabiskan waktu selama  2 minggu, 7-20 Juni 2011, untuk akhirnya mendapatkan selembar akta kelahiran putri pertama saya, Aruni Shafa Qurniawan. Yang bikin lama sebenarnya bukan siapa-siapa, tapi suami saya sendiri... Uugh... Hehehe! Iya, jadi semenjak menikah pada 9 Mei 2009 lalu, kedua KTP kami tetap menggunakan KTP lama. Jadi KTP saya dan suami masih berstatus belum menikah, dan tidak punya Kartu Keluarga (KK) bersama. Alasannya? Yah, karena domisili kami masih berjauh-jauhan. Dulu usai menikah sampai Mei 2010, saya masih kerja di Palembang dan suami di Serang – Banten. Kemudian Mei 2010 sampai sekarang, saya berada di Yogyakarta untuk melanjutkan S2 di Kajian Budaya & Media UGM dan suami masih tetap bekerja di Serang – Banten. Kapan ketemunya??? Hehehe... Ada ajaaa....

Sabtu, Juli 09, 2011

Bersalon Ria With Deal Keren di Bluma

Aku baru berkenalan dengan Deal Keren atau DealKeren.com atau DK. Mungkin, sekitar pertengahan Mei kemarin. Sebuah tulisan promo di beranda Facebook milik seorang teman yang sama-sama aktif di Himpunan Mahasiswa Pascasarjana UGM, Mas Beta, yang menawarkan diskon besar-besaran untuk berbagai perawatan di sebuah salon menarik perhatianku. Letak salon yang tak jauh dari UGM juga menjadi alasanku untuk langsung mengklik situs yang juga terhubung di status temenku itu. Yups, nama situs itu DealKeren.com dan nama salon yang kala itu menawarkan deal diskon adalah Bluma Family Salon yang ada di Komplek Happy Puppy Karaoke Jl. Ringroad Utara 33, Yogyakarta Telp: (0274) 886038/39.

Pertama kali buka, aku langsung merasa bahwa situs ini sangat unik. Warnanya yang cerah, desainnya yang atraktif dan cantik membuatku dengan cepat ingin memahami cara kerjanya. Ke sininya aku baru tahu bahwa situs seperti ini termasuk ke dalam social buying. Dari definisinya sendiri, social buying adalah model bisnis internet yang menawarkan merchant kesempatan diskon besar hingga 90 persen. Dengan sistem menawarkan diskon tinggi terhadap konsumen, bisnis ini menjadi win-win solution untuk semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Minggu, Mei 22, 2011

Hipnotis yang Tidak Hipnotis

Oleh: Sumarni Bayu Anita, S.Sos

“Sinkronisitas antara gambar dan bunyi itu tidak semata-mata literal. Kalau itu terjadi, itu malah buruk!”

Kalimat di atas adalah jawaban lugas yang terucap oleh dosen Semiotika Media di Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada, Drs. Kris Budiman, M. Hum, saat saya bertanya tentang video klip Hipnotis-nya Indah Dewi Pertiwi (IDP) yang tidak sinkron dengan lirik lagunya, Rabu (20/5). Penasaran dengan pernyataan itu, saya pun membeli DVD penyanyi kelahiran Bogor, 31 Januari 1991 yang memuat video klip yang dimaksud saat tengah berbelanja di Progo Swalayan – Yogyakarta di hari yang sama. Hal ini karena sebelumnya, video klip IDP yang berdurasi 8 menit 16 detik itu hanya pernah saya lihat melalui media televisi dan itupun tidak sering. Video klip Hipnotis-nya IDP ini merupakan versi terbaru karya Anggy Umbara Film, setelah video klip sebelumnya dibuat dengan menampilkan scene Budi Anduk di dalamnya.

Usai berulang kali memperhatikan video klip Hipnotis penyanyi yang ketika launching album Hipnotis Repackaged-nya ini membawa 3.000 penari untuk menari bersama dalam aksi panggungnya melalui DVD player, saya hanya termanggut-manggut. Benar juga, saat kita fokus memperhatikan, justru video klip Hipnotis IDP sangat memperhatikan harmoni antara derap bunyi musik (akustik) dengan visualisasi video klipnya. Secara general, semiotika musik terdiri dari dua kajian, yakni musical sign (akustik) dan musical notations (grafis/visual). Kalau ingin dipersempit, maka kajian semiotika musik memang cukup yang akustik saja. Menurut Marcel Danesi, dalam bukunya Pesan, Tanda, dan Makna, Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (2011: 196), ada tiga tingkatan seni musik, yakni musik klasik, musik tradisional, dan musik populer. Kalau ingin mengklasifikasikan lagu-lagu penyanyi yang bernaung di bawah label Keci Record milik Bebi Romeo ini, maka ia akan masuk di tingkatan ketiga, yakni musik populer. Hal ini karena definisi musik populer itu sendiri adalah musik yang dibawakan oleh kalangan profesional, disebarkan melalui media elektronik (radio, televisi, album rekaman, film) dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Rabu, April 27, 2011

Ceritaku Tentang Fafa (3)

Hari Rabu pagi, alat bantu infus dan alat bantu buang air kecil yang melekat di tubuhku pun dilepas. Lega sekali rasanya. Karena kedua alat itu sudah dilepas, hari ini, aku belajar bangun dari tempat tidur. Belajar berjalan, dan mandi sendiri di kamar mandi. Walau susah, aku terus menyemangati diriku sendiri. “Ayo, Nita, kamu pasti bisa!” Yah, walau berjalan seperti robot rusak, aku tetap berjalan. Walau susah sekali untuk mandi, aku tetap mandi.

Ketika sudah bisa berjalan, aku jadi lebih leluasa melihat Fafa yang ditaruh di box. Aku pun sudah bisa menggendongnya. Alhasil, ketika sterilisasi ruangan oleh para pengelola bangsal yang selalu dilakukan pukul 08.00-11.00 WIB, aku bisa bertahan untuk menjaga anakku seorang diri. Untunglah Fafa bukan bayi yang rewel, dia suka sekali tidur kalau perutnya sudah terisi. Pagi jam 7 tadi, saat aku berusaha memberinya ASI, namun nyatanya ASI-ku tak mampu melegakan perutnya yang kosong karena semalam ia sudah 3 kali BAB. Ibuku pun berinisiatif membelikan susu formula, dan aku sungguh terbantu. Awalnya, aku memang ingin idealis, memberikan ASI ekslusif setidaknya sampai 6 bulan. Namun, nyatanya karena berbagai keadaan membuatku harus bersikap realistis.

Iya, gara-gara itu aku pun dimarahin oleh suster senior di bangsal itu. “Yang nyuruh ngasih susu formula siapa?” katanya ketika pagi-pagi melakukan sidak ke seluruh kamar dan melihat sekotak susu formula terletak di atas meja. Dia bertanya dengan nada seolah aku adalah penjahat paling dicari se-Yogyakarta karena ketahuan memberikan susu formula kepada bayiku tanpa izin dia. Moodku emang lagi tak ingin basa-basi saat itu, dengan pasang muka jutek, aku pun menjawabnya ketus, “Inisiatif sendiri.” Mungkin melihat sikapku itu, tiba-tiba dia jadi melunak kepadaku. Awalnya, rasanya dia cuma tahunya marah-marah aja kalau ke kamar. Jadi, serasa bukan di rumah sakit aja, tapi di penjara!

Ceritaku Tentang Fafa (2)

Aku sudah memintanya untuk tidak pergi sore itu. Memintanya untuk cuti, hingga aku benar-benar sudah melahirkan, toh tinggal sebentar lagi. Namun, suamiku tidak bisa memenuhinya. Dia beralasan bahwa di tempat kerjanya ini, dia belum genap 3 bulan, dan dia sudah membolos untuk hari Senin, tidak mungkin menambahnya dengan hari Selasa. Jujur, aku tidak mau anakku lahir tanpa ada suamiku di sisiku. Aku ingin suamiku yang langsung memperdengarkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri anakku saat ia lahir nanti.

Pukul 2 siang, bidanpun kembali memeriksa keadaanku. Dia terkejut melihat kondisiku saat itu. Ternyata alergi tak hanya menerpa tangan dan kakiku, tapi juga sudah mengenai mataku. Alhasil, mataku jadi membengkak dan mukaku jadi agak aneh. Padahal, aku lihat dia membawa obat kecil itu lagi, mungkin, dia mau melakukan induksi lagi untuk yang keenam kalinya. Aku kembali diperiksa dalam dengan bidan yang berbeda dari yang memeriksa jam 8. Masya Allah, yang ini lebih sakit dari yang tadi. Aku hanya disuruh untuk menarik nafas panjang saat tangan itu melesak masuk ke jalan lahir anakku kalau aku melahirkan secara normal.

Sang bidan pun keluar dari kamarku usai melakukan pemeriksaan dan mengatakan bahwa aku sudah pembukaan 1. Lalu, saat ia masuk lagi ke kamar, dia mengatakan bahwa setelah melaporkan keadaanku ke dr. Irwan, dokter menyarankan aku untuk operasi caesar karena induksi dinyatakan gagal. Deg! Berbagai perasaan berkecamuk di hatiku saat mengetahui kenyataan bahwa aku harus menjalani operasi caesar. Aku hanya disuruh memilih untuk dirujuk ke RSUP dr. Sardjito atau RS PKU Yogyakarta. Harusnya aku bisa saja normal kalau aku mau. Namun, andai aku harus menunggu untuk persalinan normal, aku harus menunggu sampai berapa lama lagi? Sedangkan alergiku semakin panas dan gatal. Dan rasanya pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh bidan terakhir benar-benar membuatku yakin, bahwa keputusan caesar yang harus segera diambil.

Ceritaku Tentang Fafa

Fafa tengah tidur sekarang. Tenang sekali. Di atas tempat tidur berukuran 120 x 200 cm dengan sprey polkadot biru tua-muda itu dia tengah menghembuskan nafasnya dengan teratur. Aku suka memandanginya ketika tidur, apalagi kalau kedua matanya tengah membuka menyapa dunia. “Apa nak? Apa yang tengah kau lihat?”

Usia Fafa baru hitungan hari sekarang. Senin, 18 April 2011, pukul 18.30 WIB lalu, aku baru melahirkannya secara caesar di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku. Meski dibingkai dengan beragam rasa saat menjalani drama operasi itu hingga akhirnya selesai. Sungguh, saat mendengar tangisan Fafa, semua rasa itu berubah menjadi keharuan yang luar biasa.

Cerita bermula ketika aku memutuskan untuk mulai mondok di RB Rachmi, yang beralamat di Jl. KH. Wachid Hasyim 47 Yogyakarta, pada hari Minggu, 17 April 2011, pukul 10.00 WIB. Keputusan itu diambil setelah melakukan kontrol kehamilan terakhir dengan dokter kandunganku, dr. Irwan T. Rachman, SPOG, di tempat yang sama malam sebelumnya. Usia kehamilanku sudah lewat 5 hari dari HPL (Hari Perkiraan Lahir), membuat dokter kandunganku menyarankan untuk induksi agar proses persalinan dapat terjadi. Proses persalinan secara normal menjadi harapan saat itu, karena sebenarnya posisi bayiku sudah masuk panggul dan berada dalam posisi normal.

Selasa, April 05, 2011

Resume Buku "Dilema Usaha Manusia Rasional"-nya Sindhunata

Oleh: Sumarni Bayu Anita, S.Sos

RESUME BUKU DILEMA USAHA MANUSIA RASIONAL,
Kritik Masyarakat Modern oleh Max Horkheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt
Pengarang : Sindhunata
Penerbit : Pusat Pengembangan Etika Atmajaya dan PT Gramedia Jakarta
Tahun : 1983
Jml Halaman : 167

BAB I
PENDAHULUAN


Bagian pendahuluan buku ini dibuat menarik dengan menampilkan surat Max Horkheimer kepada Hans, saudara sepupunya. Surat yang dibuat pada tanggal 11 Juli 1916 atau ketika Horkheimer berusia 21 tahun itu berisi tentang penderitaan Ny. Katharina Krammer, buruh wanita di pabriknya, yang tidak dapat bekerja lagi karena sakit ayan. Meski isi surat terdengar sederhana, namun melalui surat itu juga tersirat tentang kemarahan Horkheimer terhadap ketidak-adilan yang senantiasa melindas kehidupan sehari-hari orang-orang di sekelilingnya. Sejak masa mudanya, Horkheimer memang selalu menolak tatanan sosial yang dianggapnya tidak benar. Pemikiran inilah kelak ia wujudkan dalam pemikiran teoritisnya ketika ia menjadi Direktur Sekolah Frankfurt.

Max Horkheimer dilahirkan 14 Februari 1895 di Zuffenhausen – Jerman. Perkenalan Horkheimer pertama kali dengan filsafat adalah lewat buku filsuf pesimistis Schopenhauer berjudul Aphorisms on the Wisdom of Life yang dihadiahkan sahabatnya Friedrich Pollock. Tahun 1926, Horkheimer dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Frankfurt dengan pidato pengukuhan tentang Immanuel Kant, berjudul Kant’s Critique of Judgment. Idealisme Kant kelak juga amat mempengaruhi pemikiran Horkheimer.

Senin, April 04, 2011

Tinjauan Kritis Retorika Visual (Matthew Rampley): Ketika Televisi Menggenggam Retorika Visual

Oleh: Sumarni Bayu Anita, S.Sos

Usai membaca buku Exploring Visual Culture Definitions, Concepts, Contexts, khususnya pada Bab 9. Visual Rhetoric, h.133-138, yang ditulis oleh Matthew Rampley, akan diperoleh gambaran umum mengenai Retorika Visual melalui 3 sub judul, yakni Pendahuluan, Konsep Retorika, dan Teori Komunikasi. Bila ditarik garis besar dari penggambaran Matthew Rampley mengenai Retorika Visual di buku tersebut, diketahui bahwa Retorika Visual berkembang dari dua pemahaman dasar mengenai retorika dan komunikasi.

Retorika Visual muncul setelah retorika itu sendiri berkembang terlebih dahulu sebagai keterampilan dalam berpidato (public speaking). Namun semakin ke sini, ketika kemajuan teknologi membuat retorika, seni untuk mempengaruhi, retorika tidak hanya dilaksanakan melalui kata-kata, tetapi juga secara visual. Retorika Visual terutama melalui media televisi telah merebak menggeser retorika verbal atau oral. Bentuk, cakupan dan watak retorika menjadi berubah karena perkembangan teknologi.

Benar bahwa Retorika Visual tidak hanya milik televisi semata, namun juga terdapat di berbagai media yang lain, seperti poster—khususnya yang mengandung metafora—, patung, foto, model pakaian (fashion), dan lain-lain, namun harus diakui bahwa televisi mendapat porsi lebih besar dalam mengkambinghitamkan fungsi Retorika Visual itu sendiri. Kata kambinghitam sendiri muncul untuk menggambarkan adanya degradasi makna retorika yang awalnya positif menjadi negatif belakangan ini.

Sabtu, Februari 19, 2011

My Great Vacations: Bali & Lombok 2011

Great! Akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Sebuah tempat yang sangat aku inginkan untuk dikunjungi sejak merencanakan honeymoon dengan suamiku pada pertengahan tahun 2009 lalu. Namun keinginan itu selalu saja tertunda, hingga akhirnya saat kesempatan itu datang sekarang, of course, aku tidak akan melewatkannya begitu saja. Beruntungnya, ternyata tidak hanya Bali yang aku kunjungi, namun ditambah bonus Lombok! Aku pergi bersama kakak perempuanku, Yuk Empit dan anaknya yang super-duper lucu, Kaka yang berusia 2,5 tahun. Aku sendiri, pergi dengan ditemani calon dedek kecil dalam perutku yang kini berusia 7 bulan lebih. Makasih ya sayang ya, udah nemenin mama... Hm, kehamilan yang luar biasa, semoga begitu juga kelahirannya nanti. Amin...

Kami pergi melalui event Bali-Lombok Tour 2011 yang diadakan oleh KR Radio dan Gemini Tour Yogyakarta. Perjalanan yang ditempuh melalui jalan darat ini berlangsung pada tanggal 13-18 Februari 2011. Ada 44 peserta yang ikut dalam tour ini, dan dengan biaya Rp 1.250.000,- per orangnya, kami mendapatkan fasilitas 3 malam tidur di hotel, gratis masuk ke tempat-tempat wisata, dan 14 kali konsumsi. Aku sendiri tahu tentang informasi tour ini karena diiklankan di SKH Kedaulatan Rakyat. Lalu datang sendiri ke KR Radio untuk mendaftar dan akhirnya membayar biaya tour 4 hari sebelum keberangkatan.

Saat pergi, kami bertiga plus dedek di dalam perut (hee...) diantar oleh suamiku, Mas Rudy ke Purawisata Yogyakarta sebagai tempat berkumpul. Kebetulan saat itu dia tengah pulang ke Yogyakarta untuk ikut kontrol kehamilanku dan USG di malam sebelumnya, sambil mengurus masalah renovasi rumah yang akan aku tempati pasca kelahiran nanti. Mas Rudy sebenarnya cukup mengkhawatirkan kepergianku ini, namun karena dia tahu juga cukup sulit untuk melarangku memenuhi resolusiku yang tertunda itu, jadi tak henti-hentinya dia mewanti-wanti agar aku memperhatikan kondisiku. ”Kalau capek, istirahat ya, dek... Jangan dipaksain...” ujarnya berkali-kali, begitu pula saat sms atau telfon ketika aku tengah di Bali atau di Lombok. Hee, iya-iya, thanks my husband...

Kamis, Januari 20, 2011

Perspektif Marshall McLuhan Mengenai Komunikasi Massa

Oleh Sumarni Bayu Anita, S.Sos

Marshall McLuhan, media-guru dari University of Toronto, telah memberikan perspektif berarti mengenai komunikasi massa dalam dua bukunya, The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (1962) dan Understanding Media: The Extensions of Man (1964). Dalam dua buku itu, ia meramalkan bahwa peralihan teknologi dari era teknologi mekanik ke era teknologi elektronik akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan badan manusia dalam ruang, menuju perpanjangan sistem syaraf.

Awalnya, McLuhan mengatakan bahwa the medium is the mass-age. Media adalah era massa. Maksudnya adalah bahwa saat ini kita hidup di era yang unik dalam sejarah peradaban manusia, yaitu era media massa. Terutama lagi, pada era media elektronik seperti sekarang ini. Media pada hakikatnya telah benar-benar mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku manusia itu sendiri. Kita saat ini berada pada era revolusi, yaitu revolusi masyarakat menjadi massa, oleh karena kehadiran media massa tadi.

Dalam bukunya The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (1962), McLuhan memetakan sejarah kehidupan manusia ke dalam tiga periode: a tribal age (era suku atau purba), a print age (era cetak), dan electronic age (era elektronik). Menurutnya, transisi antar periode tadi tidaklah bersifat bersifat gradual atau evolusif, akan tetapi lebih disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi.