Jumat, Mei 19, 2017

Rakornas Pariwisata II 2017: Home is Indonesia

Bahagia, saya bisa menjadi bagian dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata II Tahun 2017 dengan tema INDONESIA INCORPORATED 20.000 Homestay Desa Wisata 2017, Home is Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Mengetahui rencana-rencana besar negara ini untuk mengembangkan pariwisatanya sebenarnya sudah menjadi minat saya sejak bertahun-tahun yang lalu.

Jalan hidup sebagai blogger yang kemudian bisa membawa saya di ruangan ini sekarang, di Birawa Hall, Hotel Bidakara Jakarta, Komplek Bidakara, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 71-73 Pancoran Jakarta Selatan 12870, Kamis-Jumat/18-19 Mei 2017. Bergabung dalam Tim GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Provinsi Sumatera Selatan dibawah arahan Ibu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Irene Camelyn Sinaga, AP, M.Pd.

Berikut ini susunan Pengurus GenPI Sumatera Selatan yang dilantik pada hari Kamis, 11 Mei 2017 di Museum Balaputra Dewa Palembang:

  • Ketua Koordinator: Robby Sunata
  • Sekretaris: Sisilia Sahara
  • Koordinator Bidang SDM: Jony Day
  • Koordinator Bidang Promosi: M. Yunus Obay
  • Koordinator Bidang Destinasi: Intan Saeri
  • Koordinator Bidang Industri: Sumarni Bayu Anita
(Kika: Kak Robby, Intan, Mbak Ira, Saya, Joni dan Kak Obay)
Nah, jadi kami berlima, Kak Robby, Kak Obay, Joni, Intan dan saya go to Jakarta mewakili Tim GenPI Sumatera Selatan, bersama perwakilan dari Pesona Sriwijaya Ira Hairida, dan dari Disbudpar Sumatera Selatan sendiri yakni Ibu Irene dan Ibu Tiurma. Kami berangkat hari Kamis, 18 April 2017 menggunakan pesawat Garuda penerbangan paling pagi.

Hari pertama mengikuti Rakornas Pariwisata II ini disambut dengan susunan acara yang sangat berbobot. Bayangkan, ini tentang pariwisata. Kita membicarakan tentang destinasi-destinasi indah dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Seluruh kepala dinas kebudayaan dan pariwisata se-Indonesia hadir di acara ini. Tentunya, selama 2 hari ini pun, Bapak Menteri Pariwisata, Dr. Arief Yahya juga hadir di tengah peserta rakornas.

(Manual Book dan Tanda Peserta Rakornas Pariwisata II 2017)
Di hari pertama, musical "Home is Indonesia" benar-benar membuat hati takjub. Ceritanya tentang inang atau ibu dan anaknya serta tentang kampung halaman yang ada di tanah Batak. Layar yang sangat lebar di depan panggung juga sangat membantu visualisasi ketika penampilan. Setelah itu acara Rakornas Pariwisata II pun dibuka dengan simbolisasi pemukulan gondang.

Keynote Speech yang kemudian disampaikan oleh Menteri Pariwisata Dr. Arief Yahya membius peserta untuk mendengarkan materi yang sangat singkat namun menarik. Ia mengatakan bahwa di tahun 2020 pariwisata akan menjadi devisa terbesar untuk negara ini. Sudah ada 10 destinasi pariwisata prioritas yang masuk dalam istilah “10 Bali Baru” dan siap dikucurkan dana sebesar Rp 20 milyar.

(Musical "Home is Indonesia")
Model Pentahelix yang menjadi konsep kajian pariwisata yang menarik minat saya untuk diteliti sebagai bahan proposal disertasi juga ikut disinggung oleh Pak Menteri. Bahwa untuk terus meningkatkan performa pariwisata di Indonesia, dilaksanakan dengan fokus pada 3 program utama Kementerian Pariwisata, yakni Digital Tourism, Homestay, dan Airline Connectivity.

Khusus untuk Rakornas Pariwisata II ini bahasan program memang kemudian fokus ke HOMESTAY. Tak heran bila kemudian tema yang diusung adalah 20.000 Homestay Desa Wisata 2017 dengan tagline “Home is Indonesia”. Target 20.000 homestay di Indonesia bukan angka sederhana. Namun melihat motivasi para pembicara selama rakornas ini berlangsung semoga bisa terealisasi. Mesti dengan bekerja sama denga berbagai pihak selain pihak Kementerian Pariwisata, juga Menteri BUMN, Menteri Desa  PDTT, Perbankan, Agraria, dan lain-lain.

(Menteri Pariwisata Dr. Arief Yahya Sedang Memberikan Materi))
Selain itu, saya juga terkesan dengan paparan yang disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali mengenai Paradigma Digital “Disruption”. Di sini diterangkan bahwa kita sedang berada di dunia baru, dimana teknologi komunikasi menjadi raja bisnis yang tidak bisa dinafikan lagi. Dunia berubah, dari owning economy menjadi sharing economy, dari personal menjadi profesional. Telekomunikasi yang dulunya adalah barang mewah, sekarang menjadi basic need.

Skema bisnis yang berbeda menunjukkan bahwa perusahaan harus melek teknologi. Gojek yang memiliki perputaran uang hingga 38 triliun, jauh mengalahkan Garuda Indonesia yang hanya 12,3 triliun dan Blue Bird 9,8 triliun menggambarkan bahwa big company now is digital company. Itu yang kemudian saya catat dari pembicaraan Pak Rhenald.

(Di Tengah Suasana Hotel Bidakara yang Luas)
Disruption sendiri adalah istilah tentang pembagian 3 zona waktu manusia, yakni the past, the present, dan the future, dimana disruption adalah era ketika orang zaman sekarang menerapkan pola pemikiran masa depan untuk mengatur pola kehidupannya. Dan contoh ide membangun homestay di wilayah-wilayah destinasi wisata Indonesia adalah cara cepat untuk menjawab tantangan pariwisata menjadi devisa tertinggi negara ke depan. Bandingkan jika pemerintah harus membangun hotel, membangun homestay jauh lebih murah, lebih cepat dan dapat melibatkan masyarakat setempat untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Lalu apa yang dilakukan oleh GenPI Sumatera Selatan? Hari ini kami sudah ikut mendengar tentang paparan mimpi Kementerian Pariwisata ke depan tentang target 20.000 Homestay Desa Wisata 2017. Meski tidak masuk dalam 10 destinasi prioritas, Sumatera Selatan tetap harus kreatif untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di daerahnya. Terlebih Sumatera Selatan adalah tuan rumah untuk 18th ASIAN GAMES Jakarta Palembang 2018 nanti. Keberadaan GenPI adalah untuk menarik minat serta kepedulian para generasi muda yang mencintai pariwisata lokal untuk terus dikembangkan.

(Pengembangan Konsep Desa Wisata)
Agenda terdekat adalah terus mempromosikan wilayah-wilayah destinasi yang sudah ada, seperti Kampung Almunawwar, Alquran Al-Akbar, Kampung Kapitan, dan di kabupaten-kabupaten yang ada di Sumatera Selatan. Seperti Gunung Dempo Pagar Alam, Danau Ranau, Kampung Warna-Warni Lubuk Linggau, Air Terjun Temam, Bukit Sulap, Goa Putri, Goa Harimau, dan lain-lain. Bermain di ranah twitterland agar hastagh yang diusung menjadi trending topic, memposting foto-foto objek wisata di Instagram, serta memperbanyak blogger untuk menulis tentang daerah wisatanya.

Banyak harapan yang muncul sebagai individu yang bangga dengan negerinya. Dan seperti yang dikatakan oleh ibu saya suatu hari, “Dunia ini tidak selebar daun kelor, Nita. Masih banyak yang minta dikunjungi. Hidup masih panjang. Nikmatilah!” Dan, itulah yang saya yakni saat ini, saat mata saya masih menatap layar panjang di depan, dengan maket homestay berbentuk telur raksasa di sebelah kirinya, duduk di antara meja-meja kosong karena sedang break Sholat Jumat. Hari ini Rakornas akan ditutup dengan penampilan Ari Lasso. Semoga saya masih disempatkan melihatnya. Saya ngefans... Hahaha, diem-diem yaa, jangan kasih tahu Ari Lasso-nya. Pariwisata Indonesia harus benar-benar dikerjakan serius karena Indonesia sungguh kaya akan keindahan alamnya, sejarahnya, budayanya. Bravo Indonesia. I love youuuu....


(Model homestay telur di kanan panggung)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...