Selasa, Mei 14, 2013

Indonesia Marketeers Festival 2013, Photobook dan Menulis

Di sela-sela mengikuti seminar Indonesia Marketeers Festival (IMF) 2013 di The Arista Hotel, Selasa, 14 Mei 2013, saya harus kejar target untuk bisa update blog hari ini. Entahlah, tidak ada kompetisi apapun yang memotivasi untuk bisa memasukkan tulisan-tulisan baru di blog setiap hari. Hanya ada sebuah keinginan untuk terus berbagi, menyampaikan sejuta ide dan pengalaman yang dijalani, atau sekedar menorehkan sejarah baru bahwa ada hal yang perlu disampaikan.

Sembari saya menulis ini, 1 meter di depan saya, ada Pak Hermawan Kertajaya, Founder & CEO of MarkPlus, Inc sedang berbicara tentang dunia marketing saat ini. Bahwa saat ini, kita harus berterima kasih atas takdir Tuhan tentang 1998. Bahwa karena keterpurukan krisis moneter itu, kita sama-sama sadar bahwa persaingan, customer, dan fakta bahwa dunia itu berubah itu menjadi sangat penting. Sama halnya dengan hidup masing-masing individu, bahwa kejatuhan, sesungguhnya adalah titik tolak untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, semua orang harus berani kreatif, berani berkompetisi, dan berani berbeda untuk bisa bertahan bahkan menjadi juara.

(1. With Bpk. Hermawan Kertajaya
2-4. With mahasiswa STISIPOL Candradimuka)
Zaman yang berubah memang sudah membuktikan bahwa kondisi yang menjadi paten di masa lalu, justru jatuh berantakan saat ini. Jika dulu vertikal, sekarang horizontal, dulu eksklusif, sekarang inklusif, dan dulu individual, sekarang sosial. Yups, tiga kata kunci: horizontal-inklusif-sosial menjadi jurus ampuh setiap individu yang ingin memenangkan persaingan dunia marketing. Menjadi marketeers adalah bagaimana kita menjadi penjual yang menyenangkan pembeli bukan yang menyulitkan pembeli. Sooo, intinya, pahami peran pentingmu saat ini, dan lakukan dengan hati. Itu jauh lebih berarti. Ternyata apa yang saya pelajari hari ini dari event bergengsi yang bisa saya ikuti secara free bahkan bisa mengajak 50 orang dosen dan mahasiswa STISIPOL Candradimuka ini, adalah juga karena efek domino dari apa yang saya lakukan selama ini untuk menjadi manusia yang horizontal-inklusif-sosial. Hihihi... istilah keren yang saya pelajari lebih dalam hari ini.

My Sweet Photobook
Berkaitan dengan apa yang saya katakan di atas, sebuah mahakarya di bidang pembekuan moment pun sudah saya lakukan melalui photobook. Sebuah program khusus yang mengajak kita untuk kreatif, detil, dan sangat menghargai moment dalam hidup. Situs metrodeal.co.id, mirip seperti dealkeren.com dan sejenisnya, yakni sebuah situs diskon yang menawarkan potongan harga hingga 75% untuk transaksi photobook. Jadi, yang seharusnya Rp 665.000, karena beli melalui situs ini, harganya cuma jadi Rp 165.000,- Alhasil, saya pun beli satu paket photobook. Pembayaran dilakukan melalui transfer ATM. Gampang mah ini, biasaaa... Kan kalo mo bayar-bayar tiket pesawat pun begini.

(My photobook)
Usai download programnya, lebih kompleks dari Photoscape-lah, saya kemudian belajar cara memanfaatkannya. Selama beberapa waktu saya jadi keranjingan memahami program ini, sibuk sendiri mengumpulkan foto-foto, dan akhirnya setelah 2 mingguan, kreasi desain photobook saya pun jadi! Ternyata ketika deal beli, ada ongkos kirim sebesar $7 dan itu hanya bisa dilakukan melalui paypal atau pakai kartu kredit. Akhirnya, kartu kredit Mandiri saya yang sudah saya miliki hampir setahun, sukses saya gunakan kali ini untuk pertama kali. Hehe.. Ini baru yang gak biasa.

Ada proses upload yang cukup lama untuk bisa mengirimkan data yang sudah saya buat ke situs photobook. Gilee sampe 1 mata kuliah di sesi malam habis saya ampu, proses download baru selesai. Not bad, coz gak sampe seminggu, hasilnya ternyata sudah bisa kita terima, guys! Langsung dari Malaysia, mereka kirim melalui jasa kurir DHL. Sempet sewot sih kemaren, karena DHL-nya buta alamat, alhasil harus ambil sendiri ke kantor mereka. But it’s okey-lah, it’s not a big problem. Apalagi ketika sudah lihat hasilnya, waaaaaah.... Kereeeeeen banget!

Jadi, photobook yang saya kasih nama Believe itu merupakan bukti sejarah sebuah kehidupan yang sudah dijalani oleh seorang Nita, sejak lahir hingga saat ini. Memang, sempat miris, karena harus ada sejarah yang selama 9 tahun harus dianggap tidak ada. Mungkin inilah pelajaran paling luar biasa melekat gak hanya di dalam pikiran, tapi juga di dalam hati. Cuma saya percaya, waktu tetap menjadi obat paling mujarab. Dan seberat apapun itu, foto-foto yang sengaja dirangkai di dalam photobook itu seolah menjadi bukti, “Nitaaaa... You can still go on and get your dream, baby...” Hee...

(Move on, girls...)
Menulis Untuk Masa Depan
Kini, semua tetap harus dicatatkan untuk suatu hari bisa dibaca kembali. Hari ini, saat ini, saya tengah duduk di pojokan sembari mengetik dan di depan ajang IMF 2013 terus berlangsung. Di tas saya, sebuah buku dari photobook masih cantik tersimpan di sana untuk bisa saya buka-buka kembali untuk terus memotivasi diri. Dan detik ini, saat saya masih bisa bernafas, masih bisa merasakan betapa berharganya kehadiran orang-orang yang mengasihi saya, masih bisa mengerjapkan mata saat udara AC terus menyedot cairan tubuh. Maka, saya pun akan terus menulis. Jangan pernah melarang saya untuk menulis karena ini adalah bagian dari cara saya untuk terus mencintai hidup saya.

Kamuuu... tahu, dalam setiap tulisan yang saya buat, dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup saya, dalam setiap orang-orang yang datang dan pergi dari sisi saya, bahwa saya hanya akan terus bersyukur atas setiap kesempatan dari Tuhan untuk selalu belajar. Hidup ini adalah universitas maha tinggi, maka harus ada yang bisa dipelajari setiap harinya, harus ada yang baru di setiap hari baru yang kita temui tiap pagi. Always and always... I love you, My Lord... Today and forever. 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...