Call for paper bidang Ilmu Komunikasi yang pertama kali kuikuti ini kebetulan diadakan di Kota Palembang, my city. Kebetulan juga di salah satu tempatku mengajar, yakni Universitas Bina Darma (UBD). Namun jelas, saya menulis paper tetap atas nama STISIPOL Candradimuka karena saya sudah menjadi dosen tetap di sana. Adapun berita tentang pelaksanaan call for paper ini sendiri sudah sejak tahun 2012 saya peroleh dari Rahma Santi Zinaida, teman sesama dosen UBD. Di samping juga dari sisi lain, kami sama-sama tergabung dalam calon kepengurusan ASPIKOM Sumatera Selatan yang akan di-launching bersamaan dengan pelaksanaan call for paper yang di Palembang itu.
(Semnas Komunikasi) |
Untuk serial yang pertama ini, dari 5 tema yang ditawarkan, saya mengambil tema ke-4, yakni tentang Media Lokal dan Media Komunitas untuk Penguatan Masyarakat. Judul paper yang saya buat adalah MEDIA KOMUNITAS DAN KONSTRUKSI IDENTITAS KELOKALAN (Studi Kasus Tentang Wongkito.net Bagi Blogger “Wong Kito” di Kota Palembang). Paper saya itu berusaha untuk mengungkap konstruksi identitas Wongkito.net sebagai media komunitas blogger di Kota Palembang dan konsep yang diterapkan dalam organisasinya. Wongkito.net juga menerapkan kriteria khusus dalam membangun identitas kelokalan anggotanya sehingga menciptakan apa yang disebut oleh Kathryn Woodward sebagai orang dalam dan orang luar menjadi ada. Definisi sebagai Wong Kito semakin menguat seiring dengan perilaku tetap mengkonsumsi informasi mengenai Kota Palembang meskipun tidak berada di Palembang.
(Call For Paper Komunikasi) |
Pelaksanaan seminar dan call for paper sendiri alhamdulillah cukup menarik dan lancar. Yang jelas kesan bahagia saya yang pertama kali muncul itu yakni ketika paper saya juga menjadi salah satu tulisan yang dibukukan. Bangga sekali membaca nama saya ada di sana. Benar, ini merupakan salah satu kunci pembuka untuk mimpi-mimpi yang lain. Memang awalnya sempat mengalami down, saat merasa dikejar-kejar untuk menyelesaikan tulisan di antara berbagai kesibukan yang lain. Namun, memang hasilnya setara dengan semua kesulitan itu. Pasca ini malah merasa sangat siap untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang sejenis. Hehe!
Betuuul... Kadung sudah masuk di dunia perdosenan, kenapa gak sekalian berkubang di sini. Totalitas... Jadi, jika sebelumnya berniat menjadi dosen pun tidak tahu kapan bermulanya, sekarang saya malah ingin sekali mampu menjadi seorang guru besar untuk bidang studi Ilmu Komunikasi. Benar, gantungkanlah cita-citamu setinggi langit, percaya atau tidak suatu hari jika kita terus konsisten untuk mewujudkannya, cita-cita itu pasti akan tergapai. Amiiiin ya robbal alamin. Bismillah!
5 komentar:
saya kepengen jadi dosen, sampai umur sekarang ngga kesampean :) kadang pas kuliah skrg ini (kul S2) mau mengeluarkan total kemampuan, terasa malas, karena ilmu yg didapat saat ini jadi ngga bgitu kepake. Cuma buat diri sendiri, ngga dibagi2 secara formal.. balik ke palembang, istri sudah PNS di Jakarta. Hmm.. serba salah. Tapi intinya lulus dulu dah saat ini (akhirnya kesimpulan itu dulu hehe..)
Pernah kirim surat ke Marzuki Ali dan istrinya memohon donasi utk pendidikan di LN dan berjanji utk balik dan mengabdi.. tak ada balasan. Akhirnya, berangkat sendiri dgn duit pas-pasan. Paling nggak, pengalaman ini bisa jadi modal bwt kembali mengejar cita-cita menjadi dosen. hehehe..
Hai, Unggul.. :))
Katanya klo jadi dosen di Jakarta, malah lebih banyak pilihan tempat mengajarnya. Rekan saya yang ambil S3 di KBM UGM bilang jadi dosen luar biasa di beberapa tempat di Jakarta sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup. Agak berbeda dg Palembang. Hehe! Tapi gpp, namanya juga baru mulai, jadi emang harus gigih dari bawah dulu, dari yang 'kecil' dulu..
Saya kemarin S2-nya juga biaya sendiri, tapi Insya Allah untuk S3 institusi sudah siap untuk membiayai. Cuma, mungkin tahun depan, tahun ini fokus ngurus administrasi semacam NIDN dan jenjang akademik awal agar lebih gampang prosesnya.
Teruskan saja niatnya menjadi dosen. Betul ilmu yang dibagi itu selain mendapatkan pahala, sebenerya juga membuat kita semakin paham dg hal itu sendiri. Sukses Unggul untuk kuliah dan karirnya yaa.. :))
mbak boleh nanya, bila jd dosen harus membuat call for paper kah ??? yang dimaksud call for paper itu apa ??? apakah harus melakukan research terlebih dulu ?
terima kasih atas informasinya. saya bisa belajar dari artikel ini. jadi secara khusus menggambarkan berusaha "untuk mengungkap konstruksi identitas Wongkito.net sebagai media komunitas blogger di Kota Palembang dan konsep yang diterapkan dalam organisasinya. Wongkito.net juga menerapkan kriteria khusus dalam membangun identitas kelokalan anggotanya sehingga menciptakan apa yang disebut oleh Kathryn Woodward sebagai orang dalam dan orang luar menjadi ada". dari kutipan itu saya mencoba mulai meramu dari kalimat yang ada.
terima kasih.
ada gak sih.. semnas yang tidak mewajibkan pemakalah untuk persentasi?
infonya dong
#edisi butuh
Posting Komentar