Oleh Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A
Penulis Buku “Pempek Palembang”, Dosen dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka Palembang
Setiap kita yang menyatakan diri bagian dari masyarakat tertentu, memiliki tanggung jawab untuk melestarikan apa yang menjadi budaya di tengah masyarakat yang kita diami, baik material culture maupun immaterial culture. Seperti yang terjadi dalam Pempek Festival yang dilaksanakan di Palembang Icon, Kamis-Minggu, 13-16 Oktober 2016. Secara tidak sadar, orang-orang yang terlibat di dalamnya sudah mengambil bagian tanggung jawab itu: melestarikan budaya makan pempek.
Sebagai penulis Buku Pempek Palembang (2014) dan sekaligus pengamat budaya untuk aspek kuliner di Kota Palembang, selama 4 hari berada di event tersebut, saya sadar bahwa banyak orang yang masih memiliki kepedulian yang sangat tinggi untuk mencoba memperjelas identitas yang mereka miliki. Ada banyak rasa sangsi apakah suatu event akan berhasil atau tidak, namun di event yang juga dihadiri oleh Bapak Gubenur Sumatera Selatan, Ir. H. Alex Noerdin di hari pertamanya itu benar-benar menyedot masyarakat Palembang maupun non Palembang untuk hadir di dalamnya.