Saya agak kesulitan merangkai kata-kata sekarang. Entahlah, seperti ada seribu virus menyerbu otak untuk lebih tertarik dengan tempat tidur ketimbang duduk di depan laptop. Keinginan itu ada, bahkan sangat banyak, namun eksekusinya selalu mengalami kegagalan. Agak memprihatinkan memang. Hehe...
Jadi ini, mumpung masih ada sisa-sisa semangat untuk menjejakkan kisah di blog kesayangan, meski sangat singkat, ambil intinya: yang penting menulis. Yups, sebuah kisah, tentang perjalanan kemarin ke Lombok. Perjalanan-perjalanan itu memang selalu meninggalkan kesan berarti. Tak terlupakan. Mungkin akan sama tentangmu, wahai yang pernah singgah di relung hati, tak terlupakan.
Perjalanan ke Lombok kembali dilakukan karena harus mengikuti ajang penelitian dosen. Kali ini mengikuti event yang dilaksanakan oleh Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dengan tajuk Konferensi Nasional Komunikasi “Masa Depan Komunikasi, Masa Depan Indonesia”, di Hotel Lombok Raya, Selasa-Kamis/18-20 November 2014.
|
(Buku prosiding tentang Kopertis Wilayah II-ku ada di sini) |
Saya sendiri hadir dengan penelitian yang berjudul “Analisis Perencanaan & Strategi Komunikasi Birokrasi: Studi Kasus Tentang Implementasi Program Jenjang Jabatan Akademik di Kopertis Wilayah II Palembang”. Sebuah penelitian yang muncul karena saat itu jenjang yang sudah hampir satu tahun diajukan ke Kopertis tidak jua menunjukkan akan turun SK-nya. Haha, ya selalu, setiap penelitian yang dilakukan selalu berangkat dari apa yang menjadi beban pikiran saya saat itu.
|
(Akhirnya tiba di BIL, kali kedua ke Lombok setelah 2011) |
Akhirnya, usai pengajuan anggaran perjalanan dinas yang juga ada kisah seru sendiri kepada Ketua STISIPOL Candradimuka, tempat dimana diri ini mengabdi sebagai dosen tetapnya, Senin, 17 November 2014, saya pun berangkat ke Lombok dengan naik pesawat Lion. Pukul 6 pagi sudah berada di Bandara SMB II untuk berangkat ke Jakarta, dan lanjut ke Lombok. Tiba di Lombok sekitar pukul 1 siang.
|
(Jalan-jalan sendiri langsung ketemu Unram) |
Yang pertama saya lakukan setibanya di Lombok, yups, mencari tulisan Bandara Internasional Lombok dan berfoto di sana. Baru kemudian mencari bus Damri yang akan mengantarkan saya ke pool bus Damri di Sweta Lombok. Beruntungnya saya, saya dapet kenalan orang Lombok saat di bus. Namanya Mbak Jenab, mahasiswi S2 Pertanian Universitas Mataram. Dialah yang kemudian banyak membantu saya untuk berkeliling Lombok nantinya.
|
(Pedasnya ayam bakar taliwang... Harganya juga pedas. Haha!) |
Pasca naik bus Damri dengan biaya Rp 20 ribu, perjalanan dilanjutkan dengan taksi bluebird (Rp 15 ribu) menuju Oka Home Stay yang ada di Jl. Rapatmaja 5 Mataram. Saya akan menginap di sini selama semalam, biaya yang sangat murah, hanya Rp 80 ribu/malam. Setibanya di home stay, saya juga langsung menyewa motor matic yang juga disediakan oleh Oka Home Stay dengan biaya Rp 60 ribu/hari. Jadi sore itu, saya jalan-jalan sendiri keliling Lombok dengan motor matic. Walau bingung dan rada takut daaaaan sempat kehujanan, hik.. hik.., tapi ini seru! Hari pertama di Lombok, saya sudah mengunjungi Universitas Mataram, Mataram Mall, dan salah satu tempat makan dan mencicipi ayam bakar taliwang dan plecing kangkungnya. Nah, ini yang rada mahal, total kena Rp 54 ribu. Hoho..
|
(Menikmati Gili Trawangan yang selalu ingin dikunjungi) |
Hari kedua di Lombok menjadi hari yang paling luar biasa. Bersama Mbak Jenab yang kemarin kenalan di bus Damri, kita menuju Gili Trawangan, salah satu destinasi yang tidak boleh tidak dikunjungi kalo ke Lombok. Dengan naik motor matic yang saya sewa, kami berangkat melalui Pusuk dan pulangnya baru lewat Senggigi. Kami naik kapal pertama dari Pelabuhan Bangsal. Biaya perorangnya Rp 14 ribu. Pas balik lebih murah, cuma Rp 10 ribu per orang. Di Gili Trawangan, kita langsung memilih untuk menyewa sepeda dengan hitungan perjamnya Rp 15 ribu. Weeeh, menyenangkan tapi melelahkan juga sudah berhasil mengelilingi pulau ini. Coz sebagian jalannya ada yang masih berpasir, jadi terpaksa jalan kaki. Haha..
|
(Menikmati Lombok dari Bukit Malimbo dan Senggigi) |
Usai dari Gili Trawangan, perjalanan masih disempatkan mampir ke Pantai Ampenan. Baru kemudian setelah makan siang di kawasan Jl Sriwijaya, kita kembali ke Oka Home Stay untuk mengembalikan motor dan saya pun check out karena akan menginap di Hotel Lombok Raya. Saya datang tepat waktu ke lokasi Konferensi Nasional Komunikasi tersebut. Proses registrasi pun dilakukan, mendapatkan konferensi kit, kwitansi, sekaligus kunci kamar hotel. Wah, benar-benar 180 derajat kondisi kamarnya dari Oka Home Stay. Hahaha... Alhasil,saya langsung mandi, baru kemudian kembali ke tempat konferensi.
|
(Pantai Ampenan, pantai terdekat dari Mataram) |
Datang ke ajang pertemuan para sarjana Ilmu Komunikasi tingkat nasional ini memang seperti ajang reuni dengan rekan-rekan seprofesi. Saya juga kembali dipertemukan dengan para dosen yang dulu pernah mengajar di D3, S1, maupun S2. Hari ini agendanya pembukaan dan panel. Jadi, sama seperti era menjadi mahasiswa, kegiatan di Lombok diisi dengan belajar dan belajar.
|
(Ajang konferensi, ajang untuk kembali belajar) |
Hari ketiga di Lombok diisi dengan presentasi penelitian. Saya masuk di Kelompok 2 jam pertama. Ada 8 peneliti yang juga presentasi bersama saya. Presentasi berjalan lancar, dan tema saya termasuk yang menarik perhatian saat itu. Usai magrib saya baru bisa kembali berkeliling Lombok dengan ditemani Mbak Jenab. Malam itu saya ditemani ke rumah keluarga di daerah Kampung Banjar, lalu mencari oleh-oleh di Toko Phoenix dan di toko-toko souvenir yang ada di belakang Mataram Mall.
|
(Bersama rekan2 dosen usai presentasi penelitian) |
Hari keempat di Lombok saatnya pulang! Pergantian jadwal secara sepihak oleh Lion Air membuat rencana pulang menjadi lebih awal. Hal ini juga menyebabkan tidak sempat ke beberapa tempat yang seharusnya bisa sekalian dikunjungi. Namun bagaimanapun itu saya akan tetap mensyukuri perjalanan yang penuh kesan ini. Sampai akhirnya tiba di Palembang dan bisa kembali bertemu dengan Fafa itu sudah menjadi hal yang sangat membahagiakan di akhir cerita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar