“Sungguhkah engkau akan menjemputku? Bagaimana dengan kemungkinan hujan yang
“
“Kenapa kau begitu yakin? Tak takutkah dirimu akan terluka karena keyakinanmu itu? Tak takutkah dirimu akan merasa terjebak oleh nasib karena terlalu mencintaiku. Aku justru takut akan melukaimu, akan membuatmu kecewa karena kau terlalu percaya padaku.”
“Lakukan apapun yang mau kau lakukan. Beranilah untuk semua ketakutanmu. Jangan khawatirkan aku karena aku akan selalu tegar terhadap waktu. Bagiku kau adalah bidadari dengan segala keindahan dan kelembutan belaianmu.”
“Kau bebaskan aku bagai pasir yang hanya kau letakkan di atas kedua tanganmu yang kecoklatan. Tahukah kau, karena itu aku justru tak ingin mengubah letak dudukku agar tak tergoyang dan tertiup angin. Namun sesekali, halangilah angin itu, agar aku tak terlalu bosan dengan posisiku.”
“Jangan khawatir, aku tahu itu tanpa kau harus bicara.”
“Terima kasih. Kini kau telah menjemput hatiku untuk kemudian kau bisa miliki seluruh jiwa dan ragaku. Utuh…”
(Solo, 17 Desember 2007)
3 komentar:
saya randa dari depok,saya merasa tertarik ingin membaca cerpen mutiara cintanya,jadi saya pinjem ya buat dibaca...
boleh divisualisasikan ga?dibuat filmnya gitu....
hehehehehe
asal dibuat terinspirasi darimana gitu filmnyaaa.... boleh2 aja.... :)
Yuk yang suka Taruhan Online Bisa Kunjungi kita di BandarVIP.com
Posting Komentar