Selasa, Desember 09, 2008

Bertapa ya, Mbak?

Siang itu, jadwalku kosong. Bosen bengong, aku nekat pergi sendirian ke Gramedia, di lower ground Malioboro Mall, Yogyakarta. Seperti biasa, aku suka ke bagian buku-buku yang berbau mistis, lihat covernya sekali lewat, jika ada yang bagus baru kubaca. Mungkin karena lagi jutek, tak ada satu pun buku misteri yang menarik perhatianku. Aku malah teringat surat pacarku yang kuterima sebelum aku berangkat tadi. Di surat itu dia curhat tentang hubungan ortunya yang hampir cerai. Ibunya malah sudah ditalak tiga. Entah apa artinya, aku baru ngeh saat aku nemuin sebuah buku Islami tentang Perceraian. Lantaran itu, aku jadi khusyuk banget bacanya. Heran juga, belum nikah kok baca gituan, jadi pengen ketawa. Tapi aku begitu tertarik, kalau-kalau saja aku bisa bantuin dia. Usai baca buku itu, hatiku aneh. Entah, sepertinya aku baru ngerti kalo membina rumah tangga itu tidak semudah seperti cerita di komik. Yang tiba-tiba kawin, punya anak, lalu hidup bahagia selamanya. Aku kembali teringat orang tua pacarku. Kemudian, aku memejamkan mataku, berdoa agar hubungan mereka bisa diperbaiki lagi sehingga pacarku mungkin bisa lebih bahagia. Aku begitu khusyuk, sambil berdiri lalu kupusatkan mataku ke satu titik, menurutku dengan begitu doaku akan cepat didengar Tuhan. Tapi, tiba-tiba aku ngerasa terusik, “Eh, lihat deh mbak itu…” Aku menoleh ke sumber suara, ada seorang anak SD, cowok, yang rupanya memperhatikan aku. Aku malu banget. Apalagi dia terus ngomong sama temannya, “Gila, pasti mbak itu punya kekuatan, pasti tadi dia sedang semedi. Kamu liat gak?” Oh, my God!!! Aku malu banget, aku segera menghindar dari situ sementara anak SD itu terus memandangku takjub.***

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...