Kamis, Desember 18, 2008

Bapak Tercinta

Hari ini, biarkan aku mengenang sosoknya. Sosok yang begitu kurindukan untuk hadir dalam hidupku detik ini. Atau, datanglah ke dalam mimpiku. Bercerita atau sekedar menatapku. Sejak Bapak pergi 4 bulan lalu, aku baru sekali memimpikan Bapak. Itu pun sangat biasa. Aku mimpi Bapak sedang mengendarai motor. Entah apa maksudnya. Aku bukan ahli nujum yang tahu makna-makna mimpi. Tapi, setidaknya satu kali mimpi itu sudah membuatku gembira, aku bisa kembali mengenang Bapak di luar kenangan-kenangan Bapak semasa hidup.
Aku tahu tentang semua perjuangan Bapak untuk keluarga. Kalau Bapak gak berjuang, mungkin kami yang ditinggalkan sekarang akan berjuang lebih keras. Namun, seolah Bapak sudah mempersiapkan semua. Alhamdulillah, apa yang kami butuhkan masih bisa kami penuhi. Mungkin ini yang membuatku sangat berat meninggalkan Palembang. 5 tahun lebih merantau ke Jawa untuk kuliah, benar-benar mengurangi waktu kebersamaanku dengan keluarga. Dan kini, setelah lulus, aku kembali, Bapak malah pergi.
Gak, aku tidak akan pernah menyalahi takdir. Aku cuma menunjukkan bahwa diriku hanyalah manusia biasa. Yang sedih saat kehilangan. Yang rindu saat terkenang kembali masa-masa indah dengan orang yang kita sayangi.
Kini, aku cuma bisa menarik nafas berat untuk mencoba melegakan diri. Senyum Bapak, nasehat Bapak, semua ada di hati. Setidaknya aku jadi "tahu", hidup ada yang mengatur. Jadi, saat segala sesuatu yang hadir itu tak sesuai dengan harapan, ikhlaskan saja... Selalu ada hikmah atas segala sesuatu. Pasti...

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...